Suara.com - Kontribusi industri beton pracetak dan prategang terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia ditargetkan naik menjadi 30 hingga 2019.
"Pasokan beton pracetak dan prategang selama 2015 sebanyak 25 juta ton atau 16,6 persen total kontribusinya pada penggunaan beton nasional. Ini terus didorong menjadi 30 persen," kata Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Taufik Widjoyono, pada acara "Concrete Show South East Asia 2015" di Jakarta, Rabu (28/10/2015).
Kontribusi beton pracetak dan prategang terus didorong, karena ke depan pemain dan pengguna beton pracetak dan prategang akan bertambah banyak serta pembangunan infrastruktur diharapkan lebih cepat.
Sementara menurut dia, kendala yang dihadapi sehingga kini penggunaannya masih sedikit adalah pihak pembangun masih ingin membuat beton sendiri dengan ukuran yang disesuaikan kebutuhan sendiri, tetapi kualitasnya tidak memiliki standar.
Penggunaan beton secara konvensional, kata Taufik, membutuhkan proses yang lebih lama, lebih mahal serta lebih kotor. Namun, ia berpendapat masyarakat belum mengenal dan mengetahui manfaat beton pracetak dan prategang sehingga belum tergerak menggunakannya.
Untuk itu, tutur dia, pihaknya akan mendorong penggunaan beton pracetak dan prategang dengan mengeluarkan katalog yang berisi desain yang distandarisasi serta membuka pameran dan sosiasilasi agar semua pihak berminat menggunakan beton pracetak dan prategang.
Menurut dia, semua bahan untuk memenuhi target beton pracetak dan prategang tersedia di Indonesia, sementara hanya peralatan untuk membuatnya yang masih didapat dari luar negeri.
"Pasti cukup, dari beton kita cukup, kecuali ada hal-hal khusus seperti di Jawa Timur sekarang ini, tapi kami akan mendorong ke sana, semen produksi kita, meningkatkan kandungan matrial dalam negerinya," tutur Taufik.
Dalam kesempatan sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) Wilfred Singkali mengatakan untuk memenuhi target penggunaan beton pracetak dan prategang sebesar 30 persen, perlu dilakukan standarisasi agar semua produsen memiliki kualitas dan ukuran yang sama sesuai standar, khususnya untuk pembangunan massal yang membutuhkan banyak beton.
"Perhatian kami bagaimana membuat produsen memiliki standar ukuran dan kualitas yang sama. Arah kami ke depan bagaimana produk distandarisasi untuk penggunaan," kata dia.
Ia mendukung target tersebut karena penggunaan beton pracetak dan prategang dapat menekan harga sehingga lebih murah, terutama untuk produksi masal. Namun, kendala yang ditemui adalah proses peralihan ke produksi massal membutuhkan waktu.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, anggaran pembangunan infrastruktu pada 2015 sebesar Rp118 triliun, sedangkan penggunaannya untuk pembiayaan beton mendominasi sebanyak 40 persen, diantaranya untuk pembangunan rumah dan jembatan. (ANTARA)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako
-
Transformasi Makin Cepat, Potensi Ekonomi Digital Bisa Tembus 360 Miliar Dolar AS