Suara.com - Perum Perhutani menargetkan pendapatan sekitar Rp6 triliun pada 2016 atau meningkat 5,26 persen dibandingkan 2015 yang diproyeksikan sebesar Rp5,7 triliun.
"Dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang akan disampaikan kepada pemegang saham, kami menargetkan pendapatan Rp6 triliun tahun depan (2016)," kata Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar usai menerima "TOP Green IT Award" kategori "Special Recognition" di di Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Menurut Mustoha, faktor pendorong peningkatan pendapatan pada 2016 antara lain intensifikai lahan pertanian yang dikembangkan perusahaan berupa tanaman tumpang sari.
"Saat ini, kita sedang melakukan kerja sama dengan pihak investor dalam pengembangan lahan pangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, secara keseluruhan pada 2016 pendapatan dari kayu mencapai Rp1,6 triliun.
Selebihnya dari nonkayu, meliputi getah pinus, kopal, daun kayu putih, gondorukem, serta terpentin.
"Komposisi antara pendapatan dari kayu dan nonkayu 55:45," ujarnya.
Meski begitu, Mustoha tidak merinci lebih lanjut laba bersih yang dibidik perusahaan pada 2016.
"RKAP sedang kami susun, tunggu saja," ujarnya.
"TOP Green Award" Pada kesempatan itu, Mustoha menjelaskan, pengharggan TOP Green IT 2015 diperoleh dalam ajang yang diselenggarakan oleh Majalah Itech bekerja sama dengan Indonesian Consultant Company of Telematics Asscociation (ASPEKTI).
Penghargaan itu diberikan kepada perusahaan dan pimpinan manajemen yang telah melakukan implementasi dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanan bisnis.
Penghargaan TOP Green IT 2015 diberikan karena BUMN Perum Perhutani dinilai berhasil mengimplementasikan pemanfaatan IT, salah satunya penggunaan "electronic office" (e-office).
"E-office adalah bentuk perkembangan teknologi dan informasi perkantoran berupa surat menyurat elektronik dan diakui secara legal meskipun tanpa dibubuhi tanda tangan.
Mustoha mengklaim, aplikasi e-office di Perum Perhutani berdampak positif bagi perusahaan, terutama dari aspek finansial dan lingkungan.
Dengan "e-office" perusahaan bisa hemat Rp45 miliar per tahun terdiri atas penghematan kertas Rp372,6 juta, tinta 'printer' Rp4,140 miliar dan biaya personel Rp41,25 miliar per tahun.
"Selain penghematan finansial tersebut, dampak positif pengurangan penggunaan kertas akan mengurangi jumlah pohon yang ditebang untuk bahan baku kertas sebanyak lebih kurang 690 pohon per tahun," ujarnya.
Apabila, satu lembar kertas yang digunakan memiliki berat minimal lima gram, maka perusahaan menggunakan rata-rata 34 ton kertas per tahun untuk kebutuhan surat menyurat, sedangkan satu ton kertas membutuhkan 20 pohon dalam prosesnya, atau minimal 690 pohon ditebang untuk mencukupi kebutuhan kertas. (Antara)
Berita Terkait
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Kemenhut Mulai Verifikasi Kayu Gelondongan Bencana Sumatera
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Bongkar Strategi BUMN Migas Jaga Kepercayaan Investor Asing
-
Merger BUMN Karya Belum Rampung, Targetnya Mundur di 2026
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf