Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini membuka kampenye "Yuk Nabung Saham" yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Kampanye tersebut merupakan bagian dari acara Investor Summit and Capital Market Expo 2015 yang diselnggarakan pada 9-12 November.
Dalam sambutannya, JK mengatakan, kunci untuk menjadi negara maju adalah dengan memperbanyak investasi di pasar modal dalam negeri. Pasalnya, dengan cara tersebut, secara tidak langsung dapat membuka lapangan pekerjaan, dan mampu mengurangi angka kemiskinan sebuah negara.
"Menjadi negara maju kan ukurannya dari pendapatan GDP, bisa dikur dari jumlah appoitment, kita ini maju atau tudak. Dari semua ukuran ini, pertumbuhan, lapangan kerja dan angka kemiskinan hanya satu caranya yakni investasi. Karena, bisa meningkatkan nilai tambah dan produktifitas dan lapangan kerja. Itulah suatu negara maju apa kaga," kata JK di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (12/11/2015).
Ia mengakui untuk meningkatkan investasi di pasar modal dalam negeri membutuhkan modal dan kegiatan-kegiatan keuangan yang tidak sedikit. Disinilah, lanjut dia peran perbankan, BEI dan kegiatan keuangan lainnya sangat penting.
"Peran perbankan ini sangat penting. Contoh, kalau bunga deposito perbankan saja masih tinggi, gimana mau menarik investasi. Ini negara kita memang bunganya ini tinggi, makanya kepemilikan saham di Indonesia masih dimiliki kebanyakan asing. Makanya kita minta perbankan, kalau ngasih bunga jangan tinggi-tinggi. Kalau nasabahnya banyak kan juga bisa mberikan keuntungan juga," tegasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada perbankan-perbankan di Indonesia untuk tidak memberikan bunga yang terlalu tinggi. Dengan cara tersebut, JK yakin masyarakat di Indonesia akan mulai tertarik untuk berkecimpung di pasar modal.
"Makanya bunganya jangan ketinggian. Kalau mau narik investasi itu kan kuncinya ada di bunga. Kalau bunganya gede mana ada yang tertarik. Kenapa kita dorong masyarakat di Indonesia untuk berinvestasi, agar dampaknya ini bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Bicara saham kan bicara kepemilikan bersama dan keadilan, makanya investasi saham ini penting dan baik," tegasnya.
Berita Terkait
-
Saham PJHB ARA Hari Pertama, Dana IPO Mau Dipakai Apa Saja?
-
Rebalancing Indeks MSCI Bawa IHSG Terbang ke Level 8.300 Pagi Ini
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
Terkini
-
4 Fakta Jusuf Kalla Geram, Tuding Rekayasa Mafia Tanah GMTD Lippo Group
-
Saham PJHB ARA Hari Pertama, Dana IPO Mau Dipakai Apa Saja?
-
PGN Mulai Bangun Proyek Injeksi Biomethane di Pagardewa
-
Qlola by BRI Bawa Revolusi Baru Pengelolaan Keuangan Digital, Raih Anugerah Inovasi Indonesia 2025
-
ReforMiner Institute: Gas Bumi, Kunci Ketahanan Energi dan Penghematan Subsidi!
-
Isi Pertemuan Prabowo, Dasco, dan Menkeu Purbaya Rabu Tadi Malam
-
Survei BI: Harga Properti Stagnan, Penjualan Rumah Kelas Menengah Turun
-
Bank Mandiri Wujudkan Komitmen Sosial Bagi 60.000 Warga Indonesia: 27 Tahun Sinergi Majukan Negeri
-
Sejarah Baru Hilirisasi Industri Petrokimia
-
Rupiah Menguat, Didukung Ekonomi Tumbuh 5,04% dan Sentimen Positif Pasar Global