Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat 18 poin menjadi Rp13.582 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.600 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa fokus investor domestik mulai beralih terhadap angka defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang sedianya akan diumumkan pada akhir pekan ini (Jumat, 13/11), diperkirakan membaik ke 1,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Sentimen itu akan membuka peluang rupiah untuk kembali berada di area positif pada hari ini (12/11)," katanya.
Ia menambahkan bahwa penguatan rupiah juga terbantu dari laju dolar AS yang juga mengalami tekanan di pasar keuangan kawasan Asia. Sepertinya koreksi yang terjadi seiring dengan harapan kenaikan suku bunga AS yang berlebihan.
Ia mengatakan bahwa fokus utama investor juga sedang tertuju pada data Tiongkok mengenai angka penjualan ritel dan produksi industri. Penjualan ritel membaik satu persen secara tahunan, sementara itu produksi industri justru turun ke satu persen.
"Pertumbuhan Tiongkok masih akan terus menjadi fokus bukan hanya karena perannya yang besar terhadap perdagangan dunia tetapi kebijakan moneternya," katanya.
Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa pelaku pasar uang cenderung kembali masuk ke aset berisiko, salah satunya rupiah seraya menanti sentimen selanjutnya yakni komentar pejabat bank sentral AS pada pertengahan bulan November ini mengenai kenaikan suku bunga acuan AS.
"Dengan demikian, mata uang rupiah diproyeksikan masih berpotensi mengalami tekanan ke depannya," katanya.
Apalagi, lanjut dia, data ekonomi Tiongkok juga masih mencatatkan hasil yang bervariasi. Kondisi ekonomi Tiongkok yang belum stabil itu akan mempengaruhi laju ekonomi domestik mengingat Tiongkok merupakan mitra perdagangan Indonesia. (Antara)
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Ditutup Terpuruk di Rabu Sore, Rupiah Diprediksi Terus Melemah Terhadap Dolar AS
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Lagi Jumat Petang, Ini Pemicunya
-
3 Sunscreen Brand Tiongkok Terbaik untuk Kulit dengan Harga Terjangkau
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026