Suara.com - Bank Indonesia segera meresmikan sistem penyelesaian transaksi generasi baru nontunai berupa implementasi tiga sistem yang telah diperbarui, pada 16 November 2015.
"Ketiga sistem itu, yakni Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System, dan Bank Indonesia Electronic Trading Platform," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, M Emil Akbar, di Bandarlampung, Sabtu (14/11/2015).
Ia menyebutkan, sistem pembayaran itu akan semakin aman, cepat serta andal melalaui pembaruan teknologi dan peningkatan terhadap nasabah.
Selain peningkatan kualitas teknologi dan jaringan komunikasi, BI juga meningkatkan perlindungan nasabah dengan menerapkan kewajiban maksimal proses dana transfer nasabah, katanya pula.
"Bank diwajibkan untuk memproses dana transfer nasabah paling lama satu jam setelah bank penerima memperoleh dana di sistem BI-RTGS," ujarnya.
Ia menjelaskan, BI-RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik antarpeserta, terutama bank. Sistem ini mengakomodasi transfer dana nasabah dalam nominal besar yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi.
BI-SSSS digunakan sebagai sarana transaksi dengan BI dan penatausahaan surat berharga secara elektronik.
Sedangkan, BI-ETP adalah sarana transaksi BI terkait operasi moneter, transaksi pemerintah dalam pengelolaan surat berharga negara (SBN), transaksi pasar uang antarbank baik oleh perbankan konvensional maupun syariah.
Emil menjelaskan, implementasi sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan BI-ETP generasi II tersebut didasarkan pada lima pertimbangan penting, yakni peningkatan efisiensi dan kemampuan mitigasi risiko sistem sesuai internasional best practices.
Kemudian, kemampuan untuk terhubung dengan infrastruktur lain di pasar atau sistem keuangan domestik maupun cross-border, mengakomodasi dinamika di pasar/sistem keuangan global maupun domsetik termasuk perubahan kebijakan baik dari BI maupun pemerintah.
Selanjutnya, mengakomodasi perkembangan volume transaksi yang semakin meningkat, dan pembaruan teknologi sistem BI-RTGS dan BI-SSSS generasi I yang telah berjalan lebih dari 10 tahun.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung itu menjelaskan, bagi perbankan, implementasi sistem generasi II ini akan memberikan kesempatan dalam melakukan manajemen prioritas transaksi dan likuiditas secara lebih baik.
Selain itu, kebutuhan transaksi pasar uang juga dapat diakomodasi dengan baik karena informasi mengenai transaksi pasar uang dapat diperoleh dengan baik.
"Sementara peningkatan perlindungan nasabah dilakukan dengan pengaturan transfer serta batas atas biaya transaksi BI RTGS, yakni sebesar Rp35.000 yang menguntungkan nasabah karena adanya kepastian waktu dan biaya transfer," katanya lagi. (Antara)
Berita Terkait
-
Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?
-
Survei BI: Indeksi Keyakinan Konsumen Meningkat, Prospek Ekonomi Cerah?
-
Bank Indonesia Pastikan Indonesia Bisa Hadapi Ombak Ekonomi Global yang Belum Mereda
-
Kewajiban Neto Indonesia Meroket di Kuartal III 2025, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi?
-
Turun Dibanding Oktober, Uang Beredar per November 2025 Tembus Rp 2.136,2Triliun
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Survei: Konsumen Rela Tak Penuhi Kebutuhan Pokok Demi Produk Viral
-
IPOT Ungkap Email-OTP Biang Kerok Pembobolan Akun Investor Pasar Modal
-
Hashim Djojohadikusumo Nyemplung ke Aset Digital: Arsari Group Resmi Jadi Pemegang Saham COIN!
-
ESDM Pede Lifting Minyak Tahun ini Bisa Lampaui Target 610 Ribu Barel
-
Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?
-
INET Tancap Gas, Target Harga Saham Meroket: Efek Ekspansi Rp4,2 Triliun?
-
Wamentan Sudaryono Promosikan Peluang Investasi Pertanian ke Rumania, Indonesia Swasembada Beras
-
Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
-
Disegel dan Jadi Penyebab Banjir, PTPN III Ternyata Berniat Tambah 59 Ribu Hektar Lahan Sawit
-
Mandat Digitalisasi Negara: BUMN Ini Dianggap Punya 'Privilege' Bisnis Masa Depan!