Suara.com - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya di New York pada Rabu (Kamis pagi WIB 26/11/2015), di tengah data ekonomi positif dari negara itu.
Pesanan baru AS untuk barang tahan lama manufaktur pada Oktober meningkat 6,9 miliar dolar AS, atau 3,0 persen, menjadi 239 miliar dolar AS, jauh di atas konsensus pasar, Departemen Perdagangan mengumumkan Rabu.
Dalam laporan terpisah, departemen mengatakan pendapatan pribadi AS pada Oktober meningkat 68,1 miliar dolar AS, atau 0,4 persen, yang sejalan dengan perkiraan pasar. Pengeluaran konsumsi pribadi meningkat 15,2 miliar dolar AS, atau 0,1 persen, pada Oktober.
Penjualan rumah keluarga tunggal baru AS pada Oktober berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 495.000 unit, menurut Departemen Perdagangan, Rabu. Ini adalah 10,7 persen di atas tingkat direvisi September di 447.000 unit dan 4,9 persen di atas perkiraan Oktober tahun lalu di 472.000 unit.
Sementara itu, dalam pekan yang berakhir 21 November, angka pendahuluan disesuaikan secara musiman untuk klaim awal tunjangan pengangguran menurun 12.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya 260.000, di bawah ekspektasi pasar 270.000, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu.
Data positif mendukung ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,24 persen menjadi 99,764 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,0617 dolar AS dari 1,0650 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5128 dolar AS dari 1,5087 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7253 dolar AS dari 0,7246 dolar.
Dolar AS dibeli 122,72 yen Jepang, lebih tinggi dari 122,46 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 1,0218 franc Swiss dari 1,0152 franc Swiss dan bergerak turun menjadi 1,3294 dolar Kanada dari 1,3296 dolar Kanada. (Antara)
Berita Terkait
-
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
-
Dolar AS Ngamuk Lagi, Rupiah Tembus Rp16.169: Ternyata Ini Biang Keroknya
-
Penurunan BI Rate Diyakini Bikin Kurs Rupiah Perkasa dan IHSG Menguat
-
Bank Indonesia Masih Waspadai Dolar yang Bisa Bikin Rupiah Sakit
-
Di Tengah Pelemahan Rupiah, Ini Jurus BNI Menjaga Kinerja
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group