Suara.com - Institute for Development of Economics and Finance memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 mencapai 5 persen, lebih rendah dibandingkan asumsi dalam APBN 2016 sebesar 5,3 persen.
Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati di Jakarta, Kamis (26/11/2015), mengatakan perkembangan perekonomian Indonesia yang terjadi setidaknya sampai dengan triwulan III/2015 dapat menjadi sinyal gambaran perekonomian tahun depan.
"Dengan memperhitungkan realisasi pertumbuhan ekonomi di tahun ini dan berbagai kemungkinan dinamika perekonomian tahun depan, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5 persen," ujar Enny dalam sebuah seminar.
Enny menuturkan, secara umum, prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan kinerja pemerintah yang masih di bawah ekspektasi publik pada tahun depan.
Selain itu, lanjutnya, hal tersebut juga merefleksikan tantangan yang semakin tidak ringan bagi Pemerintahan Jokowi untuk mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dalam lima tahun seperti yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019.
"Perekonomian Indonesia pada 2016 diperkirakan akan sedikit membaik dibandingkan tahun ini, meskipun perbaikan yang terjadi masih di bawah target dari asumsi makro APBN 2016 yang ditetapkan pemerintah," kata Enny.
Menurut Enny, proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen tersebut akan tercapai jika pemerintah dapat mengimplementasikan berbagai paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan sepanjang 2015 setidaknya dalam tingkat yang moderat.
"Untuk dapat mencapai laju pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun depan, diperlukan konsistensi realisasi paket kebijakan ekonomi secara cepat, fokus, dan memiliki target waktu dan kuantitas yang jelas," ujar Enny.
Enny menilai, pada tahun depan tantangan perekonomian juga tidak ringan, mulai dari pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama terutama Tiongkok yang masih lesu, fundamental ekonomi yang masih rapuh seiring posisi neraca transaksi berjalan yang defisit, hingga ketidakpastian rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang berpotensi menekan rupiah.
"Dengan demikian, jika paket kebijakan tidak dapat berjalan dengan baik, akan sulit perekonomian dapat mencapai target sesuai yang diharapkan pemerintah," ujar Enny. (Antara)
Berita Terkait
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Capai 3% Buntut Penurunan Suku Bunga The Fed
-
Pemulihan Bencana Sumatra Telan Rp 60 T, Purbaya Pastikan Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
-
Pemerintah Diminta Tak Terbitkan Kebijakan Rokok yang Rugikan Banyak Pihak
-
Di Depan Prabowo, Airlangga Pamer IHSG Pecah Rekor ke Level 8.600
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026
-
Nilai Tukar Rupiah Drop Lagi, Ini Pemicunya
-
Usai Resmikan InfraNexia, Telkom (TLKM) Siapkan Entitas B2B ICT Baru
-
Jadwal Libur IHSG Desember 2025 dan Sepanjang Tahun 2026 Lengkap
-
Pemerintah Tetapkan Formula UMP Baru, Buruh atau Pengusaha yang Diuntungkan?
-
Gakkum ESDM Buka Suara Soal Viral Aktivitas Tambang di Gunung Slamet