Suara.com - Praktisi arsitektur khas Bali Gede Kresna mengatakan desain rumah tradisional Pulau Dewata zaman dulu lebih tahan gempa dibandingkan rumah modern saat ini.
"Bangunan Bali tempo dulu meski dibangun dengan bahan seadanya tetapi memiliki desain kuat mengantisipasi gempa bumi alam maupun akibat gunung meletus," kata Gede Kresna di Singaraja, Sabtu (28/11/2015).
Ia menjelaskan, pihaknya mencontohkan bangunan tradisional di Bali utara yang memiliki model dan motif bangunan berkonstruksi tidak menancap ke dalam tanah, tetapi ada di atas tanah, begitu ada gerakan tanah, ikut bergerak atau bergeser, sehingga tidak mengakibatkan korban ketika terjadi bencana gempa bumi.
"Kalau pun ada tembok yang runtuh, orang-orang di Bali Aga, yakni di wilayah Sidatapa mengangkat bangunannya sedikit ke atas. Begitu ada gerakan di bawah, jatuhnya tembok akan keluar karena gravitasi," tuturnya.
Ia menambahkan, bukti nyata kokohnya bangunan tua Bali tempo dulu yakni pada kejadian gempa di Seririt, Buleleng, pada 1976. "Rumah-rumah tradisional di Desa Sidatapa tahan gempa ketika terjadi gempa Seririt dimana rumah tradisional di Sidatapa karena memiliki balai di dalamnya," kata dia.
Selain itu, ia menambahkan, beberapa desa tua yang juga memiliki konsep tahan gempa meski dengan bangunan sederhana seperti di Desa Julah, Pacung, Pedawa dan beberapa desa kuno lainnya. "Bahkan, sampai saat ini di masyarakat Desa Sidetapa masih menggunakan model bangunan tua," papar dia.
Kresna lebih jauh memaparkan, pemerintah hendaknya memelihara konsep lokal genius bangunan Bali yang memiliki nilai dan filosofi tingkat tinggi itu.
"Faktanya saat ini pemerintah malah menjadi perusak, sebagai contoh bangunan tua di Desa Julah dimana pemerintah memberikan bantuan dana perbaikan bangunan dengan mengubah konsep bangunan tua yang ada di daerah itu," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Uya Kuya Emosi Rumah Dijarah hingga Dinding Dicoret: Maki Saya, Jangan Keluarga Saya!
-
Bisnis Donat Pinkan Mambo Bangkrut sampai Pindah Rumah?
-
Uya Kuya Nangis! Anak Istrinya Jadi Sasaran Hinaan Pasca Rumah Dijarah
-
Bukan Keputusan Mendadak! Bedu Ungkap Perjalanan Panjang di Balik Perceraiannya
-
Rumah Dijarah Massa, Uya Kuya Pilu: Barang Anak-Anak Hasil Jerih Payah Raib
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
IHSG Berpotensi Rebound, Ancaman Shutdown AS Diabaikan Wall Street
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini: Antam Naik Jadi Rp 2.335.000, Emas UBS Lagi Turun!
-
Emas Meroket! Ini 3 Alasan di Balik Kenaikan Harga Mineral Pada September
-
Mengenal Bintang Jasa Utama yang Diberikan Presiden Prabowo ke Ray Dalio
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!