Suara.com - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memberi kisi-kisi terkait paket kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan pemerintah pada tahun 2016.
"Paket kebijakan ekonomi selama ini telah memberikan kepercayaan kepada pasar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Untuk itu, pemerintah akan mengeluarkan kembali berbagai paket kebijakan deregulasi yang saat ini belum terjamah oleh pada tahun 2016," kata Darmin saat press gathering di Tangerang, Banten, Kamis malam (17/12/2015).
Pada 2016, Darmin menjelaskan akan ada dua kebijakan yang kembali dikeluarkan untuk memberikan stimulus perkembangan industri dalam negeri.
Pertama adalah terkait dengan kebijakan dalam perizinan di daerah yang selama ini dianggap rumit dan dinilai menjadi hambatan investor masuk ke daerah akan dideregulasi oleh pemerintah.
"Salah satu yang belum disentuh oleh deregulasi adalah perizinan daerah, mau tidak mau kita masuk ke situ untuk stimulus, namun ada tantangan karena kita akan berhadapan dengan pemerintahan otonom," ucap Darmin.
Kebijakan kedua adalah proteksi sektor farmasi domestik. Kebijakan ini dinilai sangat penting karena selama ini sektor farmasi, petrokimia dan alat-alat kesehatan masih melalukan impor bahan baku sebesar 90 persen.
"Bahan baku kebutuhan farmasi dan alat kesehatan itu 90 persen impor. Jadi tahun depan pemerintah akan melakukan deregulasi agar industri dalam negeri menggunakan bahan baku dasar dalam negeri," ujar Darmin.
Kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah karena menjadi penopang sektor makro dalam negeri, yang efeknya pertumbuhan ekonomi nasional dapat tumbuh di atas lima persen dengan mengandalkan bahan baku modal yang berasal dari dalam negeri.
Darmin menegaskan pemerintah akan kembali melanjutkan paket kebijakan ekonomi, karena hal ini akan berdampak baik pada perekonomian Indonesia dan sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional.
"Saat awal, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan, pasar hanya melihat ini kebijakan biasa. Tapi begitu ada pekat kebijakan ketiga, masyarakat dan pasar baru melihat bahwa pemerintah serius meningkatkan ekonomi nasional," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
Insentif Otomotif 2026 Belum Jelas, Pemerintah Klaim Industri Sudah Kuat
-
Presiden Prabowo Guyur KAI Rp5 T, Menperin Agus: Angin Segar Industri Nasional!
-
Airlangga Ungkap 8 Paket Ekonomi, Diskon Pajak hingga Bantuan Pangan Diperluas
-
Pemerintah Punya Target Besar, 8 Paket Kebijakan Ekonomi Jadi 'Jurus' Capai Pertumbuhan 5,2 Persen
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar