Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi (22/12/2015), bergerak menguat sebesar 183 poin menjadi Rp13.625 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.808 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah menguat bersamaan dengan pelemahan dolar AS di kawasan pasar Asia. Hilangnya ketidakpastian kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) menjadi salah satu penopang utama bagi laju rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Menurut dia, pengetatan moneter yang sudah dimulai oleh Amerika Serikat diperkirakan tidak akan mendorong penguatan dolar AS yang drastis meski harga komoditas masih tetap rendah.
Sementara itu, revisi angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat yang diperkirakan turun tipis menambah sentimen bagi mata uang domestik.
Ia mengatakan bahwa harga minyak yang semakin turun juga bisa membantu menurunkan ekspektasi inflasi ke depan dan juga suku bunga. Kendati demikian, harga komoditas yang masih rendah dapat menahan nilai tukar rupiah untuk menguat lebih tinggi.
Di sisi lain, lanjut dia, paket kebijakan ekonomi VIII yang masih fokus pada sisi pasokan dampaknya ke pasar keuangan juga belum akan terasa segera.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa berlalunya agenda kenaikan suku bunga AS pada pekan lalu, membuat aset mata uang berisiko kembali marak.
Setelah suku bunga AS naik, lanjut dia, perhatian pasar akan kembali tertuju pada rencana bank sentral AS untuk kembali menaikan suku bunganya di tahun 2016.
"Bank sentral AS akan kembali menaikan suku bunga di 2016 mencapai 1,25-1,50 persen, namun pelaku pasar sedikit pesimis dengan proyeksi tersebut," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025