Suara.com - Hingga saat ini, tren penurunan harga minyak tak kunjung berhenti. Sejak awal tahun 2015, penurunan harga minyak terus menurun hingga 50 persen dari tingkat tertingginya di level 100 dolar AS per barel pada Juni 2014. Penurunan ini bahkan menjadi penurunan yang drastis selama 11 tahun terakhir.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, penurunan harga minyak mentah secara drastis ini telah membuat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) gagal mencapai target. Realisasi PNBP di 2015 lalu adalah Rp 252,4 trilun, dari target Rp 269,1 triliun. Penerimaan dari sektor migas di 2015 hanya Rp 78,4 triliun, dari target Rp 81,4 triliun. Realisasi ini turun jauh dari 2014 yang sebesar Rp 216,9 triliun.
Selain itu, penerimaan PPh migas sebesar Rp49,72 triliun sepanjang 2015. Angka tersebut, turun 43,14 persen dari penerimaan PPh migas di tahun sebelumnya yang mencapai Rp87,45 triliun.
“Tahun 2015 ini memang tahun terberat buat kita, karena kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu dan anjloknya harga minyak sejak awal tahun 2015 ini sangat berdampak signifikan pada penerimaan negara kita,” kata Bambang saat ditemui di kantornya, Selasa (12/1/2016).
Selain itu, lanjut Bambang, anjloknya harga minyak telah membuat penerimaan negara semakin menipis dari sektor minyak mentah. Bambang menjelaskan, untuk menggenjot penerimaan negara salah satu cara yang dinilai efektif adalah dengan menggenjot penerimaan pajak.
“Penerimaan minyak kita semakin menipis, lihat saja kemarin cuma berapa, kita hanya bisa bergantung dengan harga minyak mentah dunia. Sementara di 2015 harga minyak mentah dunia serta lifting minyak mentah dan gas sangat rendah. Makanya satu-satunya cara adalah dengan menggenjor di penerimaan pajak,” tegasnya.
Adapun tahun ini, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 menargetkan PNBP bisa mencapai Rp 237,8 triliun. Terdiri dari target PNBP Sumber Daya Alam (SDA) Migas sebesar Rp78,6 triliun, target PNBP SDA non migas sebesar Rp46,3 triliun, pendapatan bagian laba lainnya Rp34,2 triliun, pendapatan BLU Rp35,4 triliun, dan PNBP lainnya senilai Rp79,4 triliun.
Berita Terkait
- 
            
              Bahlil Laporkan Progres Listrik Desa dan Lifting Minyak ke Presiden
 - 
            
              Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
 - 
            
              Penerimaan Negara dari PNBP Terancam Turun Gara-gara Kebijakan Ini
 - 
            
              Pertamina Hulu Sanga Sanga Targetkan Lifting Minyak 1 Juta Barel di Kalimantan
 - 
            
              Lesunya Penerimaan PNBP Dorong IHSG Memerah Hari Ini
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport