Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang negara-negara berkembang di perdagangan Asia pada Selasa (12/1/2016), karena sentimen risiko menurun di tengah kekhawatiran tentang prospek lemah bagi perekonomian Tiongkok.
Aksi jual di pasar saham Tiongkok pekan lalu mengirimkan gelombang kejutan melalui lantai perdagangan internasional, karena investor tetap khawatir tentang permintaan global rendah untuk komoditas-komoditas di belakang pertumbuhan lebih lambat di ekonomi nomor dua di dunia itu.
"Semua orang rasional ingin menjual, sementara semua orang resmi telah diberitahu untuk membeli," Michael Every, kepala penelitian pasar keuangan di Rabobank Group yang berbasis di Hong Kong, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Dengan membuang uang baik setelah buruk, itu hanya penundaan yang tak terelakkan." Pelemahan mata uang yuan oleh Beijing -- memunculkan pertanyaan tentang kekaburan kebijakan nilai tukar -- juga memainkan peran kunci dalam penurunan ekuitas.
Pada Selasa, greenback naik terhadap mata uang negara-negara berkembali yang lebih berisiko tapi memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Namun, unit AS diperdagangkan lebih rendah terhadap yen dan euro, diambil 117,52 yen dari 117,77 yen pada Senin di New York, dan diperdagangkan pada 1,0875 dolar per euro dari 1,0858 dolar di perdagangan AS.
Mata uang Jepang, secara tradisional dianggap sebagai mata uang "safe haven" di saat terjadi gejolak dan ketidakpastian, telah meningkat lebih dari dua persen terhadap greenback sejauh tahun ini.
Ringgit Malaysia memimpin penurunan terhadap dolar, jatuh 0,40 persen, karena para analis memperingatkan mata uang ini bisa melemah lebih lanjut dilatarbelakangi terus merosotnya harga minyak.
Malaysia salah satu eksportir minyak bersih utama di Asia.
"Penurunan harga dan ketidakpastian minyak mentah yang melibatkan pelambatan di Tiongkok membebani ringgit," Zulkiflee Mohd. Nidzam, kepala perdagangan valuta asing dan obligasi Asia Finance Bank di Kuala Lumpur, mengatakan kepada Bloomberg News.
"Jika ini bertahan, ringgit melemah lebih lanjut bisa mencapai 4,45 dolar dalam waktu dekat." Minyak mentah tergelincir di bawah 31 dolar AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari 12 tahun karena tanda-tanda produsen utama Iran bisa diizinkan untuk mengekspor komoditas dalam beberapa minggu mendatang, ketika negara-negara Barat mempersiapkan diri untuk mencabut embargo setelah kesepakatan atas program nuklir Teheran.
Unit-unit negara berkembang lainnya juga jatuh terhadap greenback.
Won Korea Selatan turun 0,03 persen dan dolar Singapura menurun 0,31 persen. Baht Thailand dan dolar Taiwan juga turun terhadap mata uang AS.
Sedangkan, rupiah Indonesia melawan tren, sedikit naik 0,04 persen.
(Antara)
Berita Terkait
-
Rupiah Melemah ke Rp16.426 per Dolar AS, BI Janji Terus Jaga Stabilitas
-
Di Tengah Pelemahan Rupiah, Ini Jurus BNI Menjaga Kinerja
-
Viral Foto Don Adam dengan Tumpukan Uang Dolar AS, Disebut Money Laundry Hasil Korupsi BTS Kominfo
-
Jelang Pertemuan The Fed, Rupiah Sentuh Level Terendah Satu Minggu
-
Dolar Kembali Menguat, Kilau Emas Pudar Lagi
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group