Suara.com - Bank Indonesia (BI) meyakini insiden penemabakan dan ledakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis siang (14/1/2016), hanya akan mengganggu pasar finansial secara domestik sementara, karena investor lebih melihat kondisi fundamental ekonomi yang membaik.
"Memang di pasar keuangan bisa ada gejolak. Namun, kan akan kembali normal, kami meyakini ini 'temporary'," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Menurut Juda, sebenarnya tidak ada alasan bagi investor untuk melarikan saham atau modalnya dari pasar di Indonesia, karena semua indikator ekonomi, seperti inflasi, neraca transaksi berjalan, dan pertumbuhan ekonomi bergerak positif.
"'Recovery' ekonomi juga berjalan baik," kata dia.
Juda mengatakan otoritas moneter akan terus meningkatkan kesiagaaan di pasar finansial, untuk mengantisipasi potensi pelemahan nilai tukar rupiah dan juga saham.
Di samping itu, dia juga meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk segera menindaklanjuti peristiwa ledakan dan penembakan itu, agar dampak terhadap ekonomi tidak berlanjut.
Juda bercerita saat kejadian penembakan dan ledakan di Jalan Thamrin, para anggota Dewan Gubernur masih melakukan rapat. Para anggota Dewan Gubernur menyampaikan keprihatinannya, dan meminta penindakan yang tegas untuk menjaga keamanan.
Namun, penurunan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 7,25 perse pada Kamis siang ini, kata Juda, lebih karena tekanan eksternal yang mereda, dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. RDG Januari 2016 ini membuat otoritas moneter akhirnya menurunkan "BI Rate" menjadi 7,25 persen, setelah 11 bulan, bercokol di 7,5 persen. Penurunan BI Rate ini juga disertai dengan penurunan "lending facility" menjadi 7,75 persen dan "deposit facility" sebesar 5,25 persen.
Pada Kamis siang, laju IHSG di Bursa Efek Indonesia sempat berada di area negatif.
Namun, pergerakan indeks tersebut dinilai lebih disebabkan aksi pelaku pasar saham yang menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) mengenai keputusan suku bunga acuan (BI rate).
"Selain BI rate, kinerja infrastruktur pemerintah juga sedang dinanti oleh investor," kata Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat.
(Antara)
Berita Terkait
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Isi Revisi RUU P2SK Baru: Pejabat BI Tidak Bisa Diberhentikan, Kecuali Gara-gara Ini
-
Bank Indonesia Bakal Evaluasi Skema Bagi Beban dengan Pemerintah, Buat Biayai Program Prabowo
-
Rupiah Anjlok Rp 16.800, Menko Airlangga Akui Belum Bertemu Gubernur BI! Ada Apa?
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Stok BBM Pertamina Gimana?
-
AI Jadi Kunci Efisiensi Bisnis, Produktivitas Perusahaan Bisa Naik 40 Persen
-
Uang Pensiun DPR Digugat, Berapa Nominal yang Diterima Pensiunan DPR per Bulan?
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Subholding Gas Pertamina Integrasikan Energi Bersih dengan Pembangunan Desa Berkelanjutan
-
Hendi Prio Santoso dan Kontroversinya, Pernah Tunjuk Diri Sendiri Jadi Wakil Komisaris