Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, pembangunan atau perbaikan infrastruktur di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat berbeda jika dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
Ia mengklaim, pembangunan era Jokowi saat ini sudah lebih maju dan bergerak dengan cepat sehingga proyek infrastruktur dapat dinikmati oleh masyarakat di Indonesia.
"Ada beberapa hal perubahan strategis di era Jokowi, inilah yang bisa dikatakan beda dari pemerintahan sebelumnya. Tapi tidak hanya ngomong soal strategi, tapi harus ada yang dikerjakan. Kalau nggak ada yang dikerjakan, ngga mungkin Bandara Komodo di Timur itu bisa jadi dalam satu tahun terus waduk Jati Gede bisa jalan. Inilah yang beda dari pemerintahan sebelumnya," kata Rizal Ramli saat menjadi pembicara dalam acara Bank BJB Investor Gathering 2016 di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Selain perbedaan strategi, lanjut Rizal, perubahan alokasi anggaran pembangunan yang lebih diprioritaskan ke wilayah Timur Indonesia. Paslanya, sebelum pemerintahan Jokowi, pembangunan hanya tersentris di Pulau Jawa saja, sehingga wilayah Timur Indonesia terkesan dilupakan.
"Perbedaan lainnya adalah mengubah alokasinya, tadinya infrastruktur di Jawa sentris sekarang alokasinya di geser di Indonesia Timur. Ini pertengahan Januari proyek sudah mulai jalan, seperti pembangunan jembatan, perbaikan jalan dan infrastruktur di daerah-daerah yang belum memadai," ungkapnya.
Ia menjelaskan, alasan pemerintah Jokowi mengalokasikan Anggaran lebih ke Indonesia timur lantaran, pulau Jawa jika dilihat dari segi pendapatannya sudah termasuk tinggi dibandingkan daera-daerah lainnya.
"Jawa itu karena dilihat pendapatannya paling tinggi dibandingkan daerah lain, kecuali Madura ya. Jadi seharusnya mereka bisa membangun infrastrukturnya sendiri tanpa bantuan dana pemerintah. Sehingga dalam masa pemerintahan Jokowi, pihaknya akan fokus ke wilayah timur Indonesia," tegasnya.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Desak Penegakan Hukum Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Solusi Investor "Get Lost", AHY Buka Kantor Fasilitasi Proyek Infrastruktur (IPFO)
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya
-
Purbaya Akui Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Lambat, Tapi Warga Mulai Percaya Prabowo