CEO ABB (ASEA Brown Boveri) Dr Ulrich Spiesshofer mengatakan tema pertemuan World Economic Forum tahun ini adalah: era digitalisasi yang berdampak pada terjadinya revolusi industri keempat yang akan mengubah dunia.
Menurutnya, di antara faktor pendorong utama transformasi ini adalah peningkatan ketersediaan data, konektivitas di berbagai lokasi, dan pertumbuhan eksponensial dalam penyediaan energi.
"Para ahli mengatakan peningkatan produktivitas yang mencapai minimal 30 persen dinilai memungkinkan. Namun revolusi industri keempat belum mendapat perhatian oleh banyak perusahaan. Oleh karena itu, kini saatnya meningkatkan kesadaran tentang potensi digitalisasi," kata Ulrich dalam pernyataan resmi, Rabu (27/1/2016).
Peluang yang ada sangatlah besar. Mereka yang bersedia melakukan perubahan akan melengkapi mesin-mesin mereka dengan sensor dengan harga terjangkau, mengumpulkan data di setiap siklus operasi peralatan. Akses ke informasi inilah yang dapatmeningkatkan produktivitas dan efisiensi, misalnya dengan menyiasati gangguan layanan. Mesin berinteraksi dengan mesin lainnya dan dengan produk-produk lain, membuat jalur produksi menjadi jauh lebih fleksibel.
Dan mesin-mesin mulai menggunakan data yang mereka kumpulkan agar dapat beroperasi secara mandiri, yang merupakan langkah pertama menuju kecerdasan buatan. Model bisnis baru dan khususnya tatanan industri baru akan mulai terbentuk.
Didorong oleh perusahaan teknologi inovatif seperti ABB, revolusi industri keempat menyajikan peluang yang jauh melampaui industri. Dengan penggunaan energi dan bahan baku lain secara lebih efisien, revolusi ini bisa menciptakan ekonomi dengan penggunaan karbon yang lebih rendah seperti yang dituntut pada konferensi iklim COP21 baru-baru ini di Paris. Dan keuntungan besar dalam produktivitas dapat juga membantu mengatasi tantangan besar lainnya yang dihadapi oleh masyarakat.
"Oleh karena itu, revolusi industri keempat akan membawa perubahan bagi masyarakat secara keseluruhan. Untuk inilah, dialog yang melibatkan para pemimpin dalam politik, bisnis, ilmu pengetahuan dan masyarakat sipil diperlukan untuk mewujudkan potensinya yang besar.
Berita Terkait
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
GoTo Kantongi Rp 4,65 Triliun Siap Ekspansi dan Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun