Hari ini Kamis (18/2/2016), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meninjau proyek pembangunan kereta api Pelabuhan Tanjung Priok. Proyek ini diklaim mampu mengatasi permasalah dweling time atau waktu bongkar muat yang sempat membuat Presiden Joko Widodo marah beberapa waktu lalu.
Rizal Ramli direncanakan akan melihat simulasi pengoperasian kereta api khusus pelabuhan yang dilakukan di stasiun Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal ini dilakukan agar pengoperasian kereta khusus ini dapat segera berjalan.
Pantauan suara.com, selain meninjau, menteri yang terkenal dengan jirus Rajawali Ngepret ini pun menjajal kereta yang sempat memicu keributan antara PT KAI dan Kemenko Martim kepada PT Pelindo II, lantaran PT Pelindo II tidak ingin ada kereta dalam pelabuhan karena mengganggu arus pengoperasian atau pembongkaran dalam pelabuhan.
Pantauan suara.com, Rizal Ramli dijemput oleh Kereta api khusus pelabuhan ini dari stasiun JICT ke Stasiun Pasoso. Rizal Ramli tiba di stasiun Pasoso sekitar pukul 10.30. Kemudian Rizal menaiki gerbong bagian masinis untuk melihat lebih detai tekait pengoperasi KA Pelabuhan ini kembali ke stasiun JICT.
Dengan adanya rel kereta ini, pemerintah berharap kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok bisa berkurang sekitar 30 persen, dan mengurangi biaya angkut barang sampai 50 persen ketimbang menggunakan angkutan truk. Untuk membangun jaringan rel ini, PT KAI dan merogoh investasi senilai Rp 70 miliar.
Proyek ini dimulai saat Rizal Ramli marah saat mengunjungi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Kala itu, Pelindo II membeton rel kereta api sehingga pelabuhan tak bisa dimasuki kereta. Karena itu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid itu membongkar beton-beton yang menutupi rel yang dibangun ketika masa penjajahan Belanda dulu.
Mesin penghancur berupa bor pun dia gunakan sendiri untuk menghancurkan beton tersebut. "Akibat ini, kereta barang tidak bisa masuk (ke pelabuhan)," ujar Rizal sebelum menggunakan bor penghancur beton tersebut.
Berita Terkait
-
Perang Lawan Penyelundupan, Pelabuhan Tanjung Priok Pasang Scanner Canggih Untuk Kontainer
-
Menkeu Purbaya Jamin Sidak Jalur Hijau Tak Ganggu Dwelling Time
-
Kemacetan Horor Tanjung Priok Tak Boleh Terulang, Pramono Wanti-wanti Pelindo
-
Hasil Investigasi Pelindo: Ini Penyebab Kemacetan Panjang di Pelabuhan Tanjung Priok
-
Terungkap, Penyebab Kemacetan Parah di Tanjung Priok Menurut Pelindo
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina