Suara.com - Saham-saham di Wall Street ditutup bervariasi pada Jumat (Sabtu pagi WIB 20/2/2016), setelah terperangkap dalam kisaran ketat, karena investor mencerna data harga konsumen AS di tengah penurunan harga minyak.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 21,44 poin, atau 0,13 persen, menjadi 16.391,99. Indeks S&P 500 turun tipis 0,05 poin, atau kurang dari 0,01 persen, menjadi 1.917,78. Indeks komposit Nasdaq naik 16,89 poin, atau 0,38 persen, menjadi 4.504,43.
Harga minyak menderita kerugian besar pada Jumat, dengan kedua kontrak minyak AS dan minyak mentah Brent merosot lebih dari tiga persen, setelah data pemerintah menunjukkan kenaikan dalam persediaan minyak mentah AS.
Harga minyak mengalami ayunan liar baru di tengah pembicaraan rencana terkoordinasi oleh para produsen untuk mempertahankan tingkat produksi mereka.
Minyak AS telah anjlok lebih dari 22 persen atas kekhawatiran kelebihan pasokan sejak awal tahun.
Di sisi ekonomi, indeks harga konsumen (IHK) untuk semua konsumen perkotaan tidak berubah pada Januari pada basisi disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (19/2/2016).
Indeks untuk semua item kecuali makanan dan energi meningkat 0,3 persen pada Januari, yang meningkat 2,2 persen selama 12 bulan terakhir. Ini adalah perubahan tertinggi 12 bulan sejak periode yang berakhir Juni 2012 dan melebihi rata-rata peningkatan tahunan 1,9 persen selama 10 tahun terakhir.
"Angka IHK tahun ke tahun dalam modus meroket, melompat dari 0,7 persen pada Desember menjadi 1,4 persen pada Januari. Ini adalah apa yang Fed artikan ketika mereka mengatakan efek dari energi dan dolar yang kuat bersifat sementara," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Di luar negeri, ekuitas Eropa menurun secara luas pada Jumat, dengan indeks CAC 40 Prancis turun 0,39 persen, karena penurunan baru dalam harga minyak menekan sentimen pasar.
Di Asia, indeks komposit Shanghai di Cina turun 0,1 persen menjadi ditutup pada 2.860,02 poin pada Jumat, sementara indeks Nikkei 225 di Tokyo turun 1,42 persen akibat apresiasi yen.
Untuk pekan yang dipersingkat karena libur pada Senin (22/2/2016), semua tiga indeks utama mencatat keuntungan mingguan terbesar pada 2016, dengan Dow, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melonjak 2,6 persen, 2,8 persen dan 3,8 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
IHSG Berpeluang Rebound Meski Tertekan Aksi Jual Asing
-
IHSG Bisa Menguat Lagi Hari Ini, 6 Saham Ini Bisa Jadi Rekomendasi
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
-
IHSG Diproyeksi Menguat Hari Ini: Bursa Asia Melemah, Wall Street Was-was Saham AI
-
Sentimen Global Dorong IHSG Lanjut Menguat Hari Ini, Asing Net Buy Rp 1 Triliun
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas