Suara.com - Harga minyak dunia berbalik lebih rendah di akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB 27/2/2016). Kondisi ini disebabkan harapan untuk perbaikan dalam kelebihan pasokan global yang dapat mendukung harga memudar.
Harga melonjak pada Kamis (25/2/2016) setelah Venezuela mengangkat harapan bahwa ia bersama dengan produsen utama lainnya akan bertemu pada Maret untuk mencoba mencari cara menstabilkan pasar.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 29 sen menjadi berakhir di 32,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, patokan Eropa untuk minyak, menetap di 35,10 dolar AS per barel, turun 19 sen dari penutupan Kamis.
Harga minyak naik tajam pada perdagangan pagi setelah data pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal keempat direvisi naik ke tingkat tahunan 1,0 persen, jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Tapi kenaikan itu berumur pendek.
Kyle Cooper dari IAF Advisors mengatakan bahwa pasar telah "pergi terlalu jauh" dengan keuntungan hampir 12 persen dalam kontrak WTI April dari Jumat lalu hingga Kamis.
Katalis besar komentar Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino pada Kamis menunjukkan hasil pembicaraan dengan produsen utama akan berlangsung bulan depan.
Venezuela, bersama dengan anggota OPEC Arab Saudi dan Qatar dan non-OPEC Rusia, mengumumkan pekan lalu kesepakatan awal untuk membekukan produksi pada tingkat Januari, asalkan produsen besar lainnya mengikuti.
Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC, telah mengesampingkan pemotongan produksi dan Iran telah menolak gagasan ia bisa bergabung dengan pembekuan.
"Sensasi di balik berita utama tentang pembekuan produksi minyak tidak muncul sangat faktual," kata Cooper.
Di Amerika Serikat jumlah rig minyak yang aktif turun 13 selama minggu ini menjadi 400 rig, turun 75 persen dari tertinggi 2014, penyedia jasa minyak Baker Hughes mengatakan pada Jumat.
"Kegiatan pengeboran di AS saat ini di titik terendah sejak Desember 2009," kata Commerzbank. "Oleh karena itu jelas bahwa produksi minyak AS akan terus menurun." (Antara)
Berita Terkait
-
Isu Damai Ukraina Redam Efek Blokade Tanker Venezuela, Begini Dampaknya ke Harga Minyak
-
Imbas Blokade Tanker Venezuela oleh AS, Harga Minyak Brent dan WTI Melonjak
-
Harga Minyak Menguat Lagi: AS Bersiap Tambah Pencegatan Kapal Tanker Venezuela
-
Harga Minyak Melemah: Dibayangi Ketidakpastian Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan The Fed
-
Pasokan Rusia dan Venezuela Terancam, Harga Minyak Dunia Melonjak
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5