Suara.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Area Pelayanan Bandengan-Jakarta Utara, Selasa (1/3/2016) menertibkan sambungan listrik liar di petak-petak bangunan semipermanen di kolong Tol Pluit-Tomang.
"Sambungan liarnya ada di sekitar 300 petak rumah," kata pengawas PLN Area Bandengan, Yani, ketika ditemui di lokasi.
Dia mengatakan para warga yang tinggal di kolong Tol Pluit-Tomang, tepatnya di sebelah barat Jalan Kepanduan I, Jakarta Utara, mencuri listrik dari jaringan di Jalan Aladin Raya, Penjaringan, Jakarta Utara.
Yani menjelaskan bahwa tindakan pencurian listrik semacam itu sangat berisiko menimbulkan kebakaran, mengingat rumah-rumah semipermanen yang menggunakan listrik curian tersebut terbuat dari kayu.
"Sekarang sudah padam listriknya, tinggal kami putus kabel sambungan liarnya," ucapnya.
Yani juga mengungkapkan bahwa warga yang tinggal di kolong Tol Pluit selama ini membayar biaya listrik kepada preman-preman yang juga bertindak memasang kabel liar dari jaringan listrik resmi.
Penertiban oleh PLN tersebut, bersamaan dengan upaya penertiban bangunan liar kolong Tol Pluit-Tomang oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta. Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu Purwoko mengatakan pihaknya menurunkan sekitar 500 personel untuk membantu para warga terdampak untuk pindah.
"Kami belun melakukan pembongkaran, saat ini kami hanya membantu para warga di kolong tol ini untuk pindah. Kalau sudah pindah semua nanti baru kami bongkar," kata dia.
Pihak Satpol PP DKI menyediakan sekitar 20 truk untuk mengantar para warga terdampak penertiban ke lokasi tujuan mereka pindah.
Sementara itu, Camat Penjaringan Abdul Khalit mengatakan terdapat 380 petak bangunan yang ditertibkan dengan masing-masing petak memiliki luas sekitar 10 meter persegi. Total warga terdampak penertiban diperkirakan sekitar 1.900 orang.
"Dari 380 pintu, masing-masing kami perkirakan dihuni oleh lima orang," ujarnya.
Abdul mengatakan akan menertibkan seluruh bangunan liar yang ada di kolong Tol Pluit tersebut.
"Tidak ada rumah susun untuk mereka, karena perlakuan warga yang tinggal di kolong tol berbeda," kata Abdul.
Dia mengatakan tanah di bawah kolong tol adalah milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sementara yang mengelola tanah tersebut adalah pihak pengembang jalan tol.
"Kolong tol memang sudah seharusnya steril, tapi ini justru dikontrakkan menjadi petak-petak rumah," imbuh Abdul. (Antara)
Berita Terkait
-
Awal Mula Gunung Sampah di Kolong Tol Wiyoto Wiyono Hingga Kini Jadi TPS Dadakan
-
Penampakan Gunung Sampah di Kolong Tol Wiyoto Wiyono, Baru Ditangani Setelah Diberitakan
-
Pelat Besi Kolong Tol Dekat JIS Banyak yang Hilang Dicuri, Ini Langkah Pemprov DKI
-
Digigit Tikus dan Tidur Beralaskan Tikar, Mirisnya Nasib Warga Gusuran Kolong Tol Ancol
-
Ironi Warga Kolong Tol: Digusur Berkali-kali, Kembali karena Susah Cari Nafkah
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Ada Perubahan Rencana, Daftar Lengkap Penggunaan Dana Rp 23,67 Triliun Garuda Indonesia
-
Harga Emas Antam Semakin Mahal Hari Ini, Dibanderol Rp 2.364.000 per Gram
-
Investasi Aset Properti Cuma Modal Rp 10 Ribu? Begini Caranya
-
IHSG Masih Betah Nongkrong di Zona Hijau Pagi Ini, Cek Rekomendasi Saham
-
Kinerja BRI Stabil dan Berkelanjutan, Laba Capai Rp41,2 Triliun
-
Bos Danantara Geleng-geleng, Dari Ribuan BUMN Hanya 8 yang Setor Dividen Jumbo
-
Merger BUMN Karya: WSKT Makin Dekat Desliting, Rugi Bersih Naik Jadi Rp 3,17 T
-
Dorong Ekonomi Indonesia, HSBC Indonesia Komitmen Bantu UMKM Naik Kelas
-
Harga Emas UBS dan Galeri 24 Kompak Naik Signifikan Jadi Rp 2,4 Jutaan
-
Anggota DPR: Kasus Pertalite Campur Air di Jawa Timur Cuma Isu Medsos