Suara.com - Mantan karyawan maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) menagih janji penyelesaian dari pemerintah atas pemenuhan kewajiban perusahaan tersebut yaitu gaji, pesangon, serta tunjangan lainnya.
"Kami menyambut baik niat pemerintah yang ingin menyelesaikan permasalahan di tubuh maskapai ini. Namun, fakta penanganan di lapangan tanggung jawab serta kewajiban yang harus ditanggung tidak berbanding lurus," Ketua Tim Penuntut Hak PT Merpati, Sudiarto di Restoran Ciganea, Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Sudiarto menjelaskan selama ini pelaksanaan revitalisasi dan reksturisasi yang lama digagas oleh perusahaan berupa program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) seluruh pegawai Merpati.
Lebih lanjut, kata Sudiarto, program PHK yang dinamakan Penawaran Paket Penyelesaian Permasalah Pegawai (P5) tak sesuai dengan kewajiban yang harus ditanggung perusahaan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
"Pasalnya, perhitungan kondisi kas perusahaan selalu tertutup. Kita tak pernah tahu berapa nilai tunai yang harus diterima karyawan oleh perusahaan apakah sesuai dengan UU Ketenagakerjaan," katanya.
Selain itu, menurut Sudiarto, pemerintah melalui Kementeriaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dituding melakukan kebohongan publik terkait adanya pembayaran sebagian bekas karyawan.
"Pak Deputi Aloysius telah lakukan poembohongan sudah ada pembayaran 800-900 orang itu bohong, tidak ada itu," katanya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN mengungkapkan proses pembayaran pesangon karyawan PT Merpati Nusantara Airlines telah mencapai 85 persen dan diharapkan selesai tahun ini.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan privatisasi PT Merpati Nusantara. Menurut Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara Aloysius K Ro, privatisasi Merpati akan dilakukan dengan kemitraan strategis. Apabila mitra asing yang memenangi tender Merpati, saham maksimal yang bisa dimiliki sebesar 49 persen.
Aloysius mengatakan saat ini ekuitas Merpati tercatat minus Rp 6,5 triliun. Sebagai informasi, setahun sejak tutup operasi pun, Merpati harus mengeluarkan biaya operasional (overhead cost) sebesar Rp 9 miliar per bulan.
Selain ekuitas minus, Merpati memunyai utang sampai Rp 8 triliun. Sementara itu, ada kewajiban yang diklaim manajemen untuk pembayaran karyawan sebesar Rp 1,4 triliun. Pemerintah telah menitipkan dana restrukturisasi dan revitalisasi Merpati di PT Perusahaan Pengelola Aset sebesar Rp 500 miliar, meski belum dicairkan.
Merpati juga dinilai melakukan melakukan kesalahan besar dengan membeli pesawat MA60. Padahal Merpati kala itu masih terbelit utang Rp 6,5 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Momen Burung Merpati Hinggap di Topi Pasukan Upacara saat Perayaan HUT RI ke-80
-
Momen Langka Upacara HUT ke-80 RI di Istana, Merpati Putih Ikut di Atas Topi Pasukan
-
Momen Burung Merpati Hinggap di Topi Pasukan Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 Sukses Bikin Salfok
-
Mohon Doa, Daus Gitaris Merpati Band Idap Aneurisma dan Kondisinya Kritis di Rumah Sakit
-
IKN Dipenuhi Burung Merpati, Warganet : Seperti di Mekkah
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah