Suara.com - Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yenny Sucipto mengkritik Pemerintah Indonesia tak usah ngotot merevisi APBN 2016 jika hanya untuk mengakomodasi kebijakan pengampunan pajak. Ia meminta revisi APBN dilakukan dengan memperhitungkan secara menyeluruh perubahan asumsi makro akibat perubahan kondisi pasar dunia.
"Harusnya APBNP 2016 dibahas dengan mempertimbangkan asumsi makro secara menyeluruh. Jangan cuma mengejar tambahan penerimaan pajak dari kebijakan pengampunan pajak. Apalagi RUU Pengampunan Pajak juga belum tuntas dibahas dan disahkan menjadi UU," kata Yenny saat dihubungi Suara.com, Senin (7/3/2016).
Yenny melihat pemerintah terlalu ngotot mengejar potensi penerimaan pajak Rp60 triliun yang diprediksi akan diperoleh negara jika kebijakan pengampunan pajak resmi diberlakukan. Padahal belum tentu prediksi tersebut tercapai tanpa ada pembenahan mendasar terkait sistem administrasi perpajakan yang masih konvensional. "Belum lagi mengatasi kebocoran pajak di sektor pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang sangat besar setiap tahun," ujar Yenny.
Oleh sebab itu, Yenny meminta agar pembahasan RAPBNP 2016 lebih fokus ke perubahan asumsi makro akibat perubahan kondisi pasar global. "Karena memang banyak asumsi makro yang sudah berubah dan harus dilakukan penyesuaian," tutup Yenny.
Mengacu dokumen APBN 2016, asumsi dasar ekonomi makro terdiri dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3 persen. Inflasi tahun ini ditargetkan sebesar 4,7 persen. Suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen. Kurs Rupiah ditargetkan terjaga di level Rp13.900/Dolar AS. Harga minyak dunia diprediksi di level 50 Dolar AS per barrel. Lifting minyak ditargetkan 830 ribu barerl perhari dan lifting gas ditargetkan sebesar 1.155 ribu barel setara minyak perhari.
Berita Terkait
-
Langka di Indonesia, Fitra Eri Harus 'Terbang' Demi Temukan SPBU Shell Lengkap di...
-
Menkeu Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Itu Pengampunan Pajak yang Bisa 'Sucikan' Harta Orang Kaya?
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera