Suara.com - Bank Sentral Korea Selatan (BoK) pada Kamis (10/3/2016) mempertahankan suku bunga acuannya di tingkat terendah 1,5 persen, melanjutkan sikap menunggu dan melihat selama sembilan bulan berturut-turut.
Gubernur BoK Lee Ju-yeol dan enam pembuat kebijakan lainnya menahan diri dari mengubah suku bunga acuan repo tujuh hari di tingkat terendah selama ini pada 1,5 persen.
Bank sentral menurunkan suku bunganya 25 basis poin masing-masinga pada Maret dan Juni tahun lalu ke tingkat saat ini, setelah menurunkan margin yang sama pada Agustus dan Oktober 2014.
Langkah itu sejalan dengan konsensus pasar, tetapi ekspektasi meningkat untuk penurunan suku bunga tambahan karena ekspor yang lebih lesu dan pelambatan dalam kegiatan industri.
Menurut survei Asosiasi Investasi Keuangan Korea (KFIA) dari 200 ahli "fixed-income" (pendapatan tetap), 72,5 persen memprediksi pembekuan suku bunga pada Maret. Itu jauh lebih rendah dari 99 persen yang dikompilasi pada Februari.
Harapan penurunan suku bunga dipicu oleh salah satu anggota dewan BoK yang memberikan suara setuju pada Februari dalam mendukung pemotongan tambahan sebesar 25 basis poin.
Anggota itu mengutip penurunan ekspor dan melemahnya permintaan domestik sebagai alasan untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Ekspor, yang mencapai sekitar setengah dari ekonomi yang didorong ekspor, menurun 12,2 persen pada Februari dari tahun sebelumnya, menjaga momentum penurunan selama 14 bulan berturut-turut.
Produksi industri Korea Selatan merosot 1,2 persen pada Januari secara bulanan, menyebabkan kekhawatiran tentang konsumsi swasta maupun ekspor.
Mencerminkan ekspektasi penurunan suku bunga, imbal hasil pada Obligasi Pemerintah Korea berjangka tiga tahun turun 1,1 basis poin dari hari sebelumnya menjadi menetap di 1,470 persen pada Rabu, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut.
Imbal hasil obligasi satu tahun turun 1,3 basis poin menjadi 1,471 persen, namun imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun naik tipis 0,5 basis poin menjadi 1,850 persen karena harapan pemulihan ekonomi yang berasal dari pemotongan suku bunga lebih lanjut. (Antara)
Berita Terkait
-
Alasan BI Turunkan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen
-
Suku Bunga BI Berpotensi Turun Lagi, BI Ungkap Syarat untuk Dorong Ekonomi
-
BI Turunkan Suku Bunga Jadi 5 Persen, Pemangkasan Keempat di 2025
-
Trump Pecat Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell, Terakhir Kerja Musim Gugur Ini
-
BI Tahan Suku Bunga di Level 5,5 Persen Demi Jaga Stabilitas Nilai Tukar
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan