Bisnis / Keuangan
Senin, 20 Oktober 2025 | 12:36 WIB
Ilustrasi IMF (Antara)
Baca 10 detik
  • IMF mengimbau negara-negara berhati-hati mengelola keuangan di tengah ketegangan dagang global yang meningkat.
  • Ada empat fokus kebijakan IMF: penguatan fiskal, stabilitas harga, kewaspadaan sektor keuangan, dan reformasi struktural berkelanjutan.
  • IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2025 melambat menjadi 3,2% akibat risiko perang dagang dan ketidakpastian ekonom

Suara.com - Dana Moneter Internasional (IMF) menggandeng  Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menyepakati agenda kebijakan global.

Salah satunya yang berisi langkah-langkah menjaga stabilitas dan memperkuat resiliensi pertumbuhan di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. 

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva  merekomendasikan empat arah kebijakan utama.

Pertama, setiap negara didorong untuk menerapkan pengelolaan keuangan negara jangka menengah yang lebih berhati-hati guna memperkuat ketahanan fiskal tanpa mengorbankan investasi dan belanja sosial. 

Kedua, bank sentral perlu menjaga stabilitas harga dengan tetap menjaga independensi dan transparansi.

Ketiga, kebijakan di sektor keuangan perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi risiko pasar dan keterkaitan antar lembaga keuangan. 

"Keempat, reformasi struktural diarahkan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan melalui perbaikan iklim usaha, penguatan tata kelola, pemberantasan korupsi, penyederhanaan regulasi, pengembangan pasar modal, serta peningkatan kewirausahaan dan daya saing," bebernya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Dia pun memperingatkan bahwa perang dagang berskala besar dapat berdampak negatif terhadap perekonomian global, termasuk meningkatkan inflasi, menekan pertumbuhan, dan mengurangi lapangan kerja.

Apalagi, ketegangan kembali meningkat minggu lalu ketika China memberlakukan kontrol ekspor baru atas logam tanah jarang yang penting bagi sektor teknologi, dan Amerika Serikat membalas dengan tarif 100 persen terhadap impor China.

Baca Juga: Menteri Keuangan Puji Penyerapan Anggaran Kementerian PU

"Jika ketegangan dagang meningkat kembali, tentu dampaknya akan negatif. Itulah sebabnya kami mengatakan tolong jangan lakukan itu. Ini bukan tindakan yang sehat," bebernya. 

Sementara itu,  IMF memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global sebesar 3,2 persen pada 2025, sedikit lebih rendah dari 3,3 persen pada 2024.  

Untuk itu, Pertemuan IMF menghasilkan Pernyataan Ketua IMFC (IMFC Chair's Statement) yang merangkum pembahasan utama.

Salah satunya meliputi kondisi terkini ekonomi global, arah kebijakan yang perlu ditempuh, serta perkembangan berbagai isu yang tengah menjadi perhatian IMF.

Load More