Suara.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir sebagai indikasi meningkatnya kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia.
"Kalau kita lihat rupiah menyeluruh setelah kebijakan satu sampai 10 dikeluarkan itu kan menimbulkan 'trust' internasional terhadap fundamen atau dasar dari ekonomi," kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Ia mengatakan penguatan terlihat dari semakin konsistennya pergerakan nilai tukar rupiah. Di sisi lain indeks harga saham gabungan (IHSG) juga menguat ditunjang dengan Foreign Direct Investment yang meningkat.
"Jadi kalau ini dianggap bukan sebagai 'trust, atau kepercayaan dunia internasional pada ekonomi kita menurut saya itu tidak benar," katanya.
Menurut dia, hal ini menunjukkan paket kebijakan pemerintah dari satu sampai 10 telah membuat investor berbondong-bondong untuk masuk ke Indonesia.
"Dan itu tentunya harus disikapi secara jernih, hati-hati, dan apa yang menjadi dasar atau tujuan utama dari ekonomi kita itu bisa tercapai," katanya.
Jadi ia menegaskan menguatnya nilai tukar rupiah, IHSG, dan ekonomi secara makro harus tetap dijaga agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama bisa di atas lima persen. Pramono menambahkan, kinerja ekspor juga harus dijaga agar pertumbuhan di atas lima persen bisa dicapai disamping impor juga harus tetap dijaga.
"Pemerintah saat ini mempermudah perizinan dan juga berupaya membuat orang lebih nyaman berinvestasi di Indonesia," katanya.
Dalam waktu dekat, kata dia, pemerintah akan mulai menata kembali terutama terkait kebijakan "ease of doing business" dalam upaya untuk menekan gini ratio atau kesenjangan kaya dan miskin.
"Maka beberapa program untuk mengatasi kemiskinan di antaranya KUR (Kredit Usaha Rakyat) diprioritaskan pemerintah," katanya.
Di sisi lain ia menekankan pemerintah masih memerlukan instrumen lain untuk meningkatkan penerimaan negara selain dari pajak. (Antara)
Berita Terkait
-
Dampak Gencatan Tarif AS-China: Rupiah Menguat, Apa Untungnya bagi Kita?
-
Tarif Listrik Tetap Sampai Triwulan Ketiga 2024, PT PLN Sebutkan LayanannyaDijaga
-
Hore! Tarif Listrik Tidak Akan Naik Sampai Akhir Tahun
-
Modal Asing Rp 11,71 Triliun Kembali Deras Masuk ke RI pada Minggu Keempat November
-
Namanya Juga Presiden, Jokowi Ngaku Menu Sarapannya Ekonomi Makro dan Mikro
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
Terkini
-
Litbang Kompas: Masyarakat Puas dengan Kinerja Kementan, Produksi Meningkat, Stok Beras Berlimpah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi pada Perdagangan Pekan Ini, Apa Pemicunya?
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya