Suara.com - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pada April 2016 berpotensi terjadi deflasi. Kondisi ini terjadi bila pemerintah mampu menjaga harga komoditas seperti bawang maupun cabai.
"Kalau bawang merah dan putih, cabai merah dan rawit bisa dijaga. Saya kira April punya peluang terjadi deflasi," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (1/4/2016).
Sasmito mengatakan bawang dan cabai menjadi faktor terbesar penyumbang terjadinya inflasi pada Maret 2016 sebesar 0,19 persen, karena kenaikan harga dua komoditas pangan tersebut sangat tajam akibat pasokan yang terbatas.
Untuk itu, pergerakan harga dua komoditas pangan tersebut harus selalu dipantau, karena harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, telur ayam ras dan daging ayam ras nisbi stabil, bahkan menurun pada periode Maret.
Selain itu, ada kemungkinan April yang mulai memasuki masa panen dan kebijakan pemerintah yang menurunkan tarif angkutan umum serta tarif dasar listrik bisa menjadi faktor lain yang bisa menyumbang deflasi pada periode ini.
"Semoga harga BBM bisa stabil karena pasti inflasi bisa stabil juga, karena bobot BBM dalam komponen penyumbang inflasi juga tinggi," ujarnya.
Namun, ada komponen yang berpotensi mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi pada April, antara lain penyesuaian iuran BPJS, fluktuasi harga emas yang terus meningkat dan kenaikan harga minyak goreng.
"Harga emas masih naik, karena situasi dunia saat ini sedang tidak pasti, padahal ini investasi yang menarik. Minyak goreng juga naik terus harganya, padahal harga ekspor CPO kita turun, tapi harga dalam negeri naik," ucap Sasmito.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi nasional pada Maret 2016 sebesar 0,19 persen, karena harga-harga bahan kebutuhan pokok dalam periode ini nisbi terkendali.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah bawang merah, cabai merah, cabai rawit, emas perhiasan, bawang putih, minyak goreng, mi, rokok kretek dan rokok kretek filter.
Sedangkan komoditas yang harganya turun pada Maret dan menekan inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, tarif listrik, beras, tarif angkutan udara, ikan segar, kentang, bensin pertamax dan wortel.
Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangideflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.(Antara)
Berita Terkait
-
Inflasi Naik, Biaya Pendidikan Makin Mahal
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Harga Beras Anjlok di September, Begini Datanya
-
Bukan ke Luar Negeri, Kini Orang RI Rela 'Tumpah Ruah' Wisata di Dalam Negeri, Ini Alasannya!
-
Pemerintah Pede Transaksi Harbolnas 2025 Tembus Rp35 Triliun Meski Daya Beli Lesu
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025