Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri saat meninjau lokasi pelaksanaan KTT OKI di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (4/3/2016). [Suara.com/Erick Tanjung]
Presiden Joko Widodo mengatakan perencanaan anggaran harus bersinergi dan disinkronkan supaya pembangunan nasional semakin efisien dan efektif. Hal itu disampaikan Jokowi diawal rapat terbatas mengenai Rancangan Instruksi Presiden tentang Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (13/4/2016).
"Sinergi dan sinkronisasi merupakan kata kunci agar pembangunan nasional semakin efisien dan semakin efektif," kata Jokowi.
Dia menyatakan, tradisi lama dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan oleh Pemerintah selama ini harus ditinggalkan. Sebab banyak perencanaan yang tidak sinkron dengan yang dianggarkan, sehingga negara dirugikan.
"Kita tidak mau mengulang-ulang lagi tradisi tradisi lama, dimana perencanaan, penganggaran banyak yang tidak nyambung, tidak sinkron. Antara yang direncanakan beda dengan yang dianggarkan, sehingga tujuannya meleset dari sasaran yang ingin kita capai. Saya tekankan hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi dan sudah sering saya sampaikan sekarang bukan money follow function tetapi kita harus money follow proggrame," ujar dia.
Dia menekankan, perencanaan pembangunan harus betul betul terintegrasi, terkonsolidasi, terorganisasi anta rsektor, antar wilayah, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dia meminta jangan ada lagi ego sektoral.
"Kita harus mulai berorientasi pada manfaat program, kepada rakyat dan sejauh mana program itu bisa mendorong multiplier effect. Begitu juga dengan penganggaran harus fokus, prioritasnya harus jelas dan saya minta kualitas perencanaan, kualitas penganggaran betul-betul kita tingkatkan detilnya. Sehingga setiap kementerian dan lembaga bisa mengendalikan langsung perencanaan dan penggarannya di lembaga dan kementerian masing-masing. Bappenas dan Kemenkeu harus jadi contoh agar sinergi ini betul-betul bisa kita laksanakan," tandas Jokowi.
Komentar
Berita Terkait
-
Presiden Prabowo Sebut Kesalahan Sistem Jadi Penyebab Kebocoran Anggaran Negara
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Di Balik Kontroversi Ijazah Gibran Rakabuming Raka, Ini Profil Kampus MDIS Singapura
-
Rp 200 Triliun Anggaran Negara Disalurkan ke Kredit, Ekonom: Itu Ilegal
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun