Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2016 hanya mampu tumbuh sebesar 4,92 persen. Namun, jika dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya angka ini cenderung lebih baik dimana tahun lalu pertumbuhan ekonomi hanya 4,71 persen.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut cenderung dipengaruhi faktor eksternal, dimana perekonomian global yang masih belum stabil sehingga berimbas ke Indonesia.
“Kalau di dalam negeri dipengaruhi oleh inflasi. Karena sepanjang Januari-Maret terjadi inflasi 0,62 persen. Kalau di luar ini nilai tukar terhadap dolar AS menguat pada triwulan I-2016 sebesar 3,76 persen dan realisasi APBN mengalami kenaikan 6,16 persen,” kata Suryamin saat menggelar konferensi pers di kantor BPS, Rabu (4/5/2016).
Selain itu, lanjut Suryamin, kondisi perekonomian global yang masih lemah dimana pertumbuhan ekonomi Cina mengalami penurunan dari 6,8 persen menjadi 6, persen dan pertumbuhan ekonomi AS yang hanya 2 persen menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat.
“Singapura saja masih stagnan. Jadi ini berpengaruh buat Indonesia, terus juga berbagai harga komoditas masih mengalami pelemahan. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita naik tipis,” ungkapnya.
Seperti diketahui, pada Kuartal I-2016 ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,92 persen. Suryamin bila dibandingkan kuartal I-2015 yang hanya 4,71 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 ini lebih lambat dari kuartal I-2014 lalu yang besarannya 5,14 persen.
Tag
Berita Terkait
-
Kenaikan Harga Emas Mulai Rasuki Inflasi RI
-
Purbaya Ungkap Alasan Sebenarnya Ekonomi Indonesia Tertahan di Awal Tahun
-
Purbaya Sebut Ekonomi RI Lambat 8 Bulan Pertama 2025 karena Salah Urus, Sindir Sri Mulyani?
-
Rasio Wirausaha RI Cuma 3,47 Persen, Jauh Ketinggalan dari Singapura dan Malaysia!
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika
-
CIMB Niaga Mau Pisahkan Unit Usaha Syariah Jadi BUS
-
Paylater Melejit, OJK Ungkap NPL Produk BNPL Lebih Tinggi dari Kredit Bank
-
Harga Cabai Rawit Merah Mulai Turun, Dibanderol Rp 70.000 per Kg
-
Rupiah Melesat di Senin Pagi Menuju Level Rp 16.635
-
Emas Antam Harganya Lebih Mahal Rp 2.000 Jadi Rp 2.464.000 per Gram