Kementerian Perindustrian terus berupaya mengurangi ketergantungan impor bahan baku di industri keramik. Upaya ini akan dibarengi dengan meningkatkan kemampuan mengolah sumber dayaalam(SDA) di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan produksi.
“Pengolahan SDA lokal dalam rangka menekan impor bahan baku industri ini sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN),” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar pada pembukaan Seminar Nasional Keramik XV di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/5/2016).
Terlebih lagi, Haris mengungkapkan, Indonesia merupakan produsen keramik yang memilikideposit tambang bahan baku cukup besar dan tersebar di berbagai daerah seperti ball clay, feldspar danzircon. “Untuk itu, hilirisasi SDAmerupakan salah satu program prioritas dalam pengembangan industri nasional. Hal ini juga telah didukung dengan kebijakan yang melarang ekspor SDA dalam bentuk bahanmentah,” tegasnya.
Haris memaparkan, industri keramik di Indonesia telah berkembang selama lebih dari 30 tahun. Bahkan, prospek industri keramik nasional dalam jangka panjang masih cukup besar seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat.
“Kami tetap optimistis, industri keramik nasional ke depannya lebih berkembang lagi karenadidukung juga oleh pertumbuhan pembangunan properti di Indonesia, terutama untuk permintaan jenis tileatau ubin dan kaca,” tuturnya. Pada tahun 2016, Indonesia merupakan produsen keramik tile terbesar keenam di dunia di bawah China, India, Brasil, Spanyol, dan Iran.
Di samping itu, produksi keramik nasional setiap tahunnya terus meningkat dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyediaan barang keramik untuk kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja.
Haris juga menyampaikan, tantangan ke depan semakin berat dengan adanya pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA). Artinya, kemandirian dan daya saing industri nasional harusditingkatkan agar industri dalam negeri dapat terus tumbuh dan mampu diandalkan untuk mewujudkan ekonomi nasional yang tangguh.
Pencapaian tersebut, menurut Haris, dapat terealisasi apabila didukung dengan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) yang terarah sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Misalnya,mampu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sekaligus mendayagunakan potensi ataukeunggulandalam negeri.
“Untuk itu, diharapkan industri dapat bersinergi dalam mengembangkan riset bersama dengan lembaga litbang di lingkungan Kemenperin sepertikerjasama antara industri keramik dengan Balai Besar Keramik di Bandung, sehingga dapat mempercepat pengembangan proses maupun produk yang ingindihasilkan,” paparnya.
Dalam pengolahan SDA, tambah Haris, diperlukan juga peran lembaga litbang yang dapat menyediakan pengetahuan dan teknologi yang diperlukan industri tersebut. “Di dalam RIPIN jugadisebutkan tujuan dan kebutuhan pengembangan teknologi serta penguasaan dan pemanfaatan teknologi industri adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional,” ulasnya.
Institusi litbang pun dapat menjadi mitra strategis bagi industri dalam melakukan pengembangan produk maupun proses produksi, termasuk dalam mengatasi permasalahan dalam menangani limbah.“Semuanya itu memerlukan adanya komunikasi yang baik antara lembaga litbang dan dunia usaha yang berujung pada terwujudnya kepercayaan dan kerja sama yang produktif dan saling menguntungkan,” tuturnya.
Haris mengharapkan, lembaga litbang di lingkunganKemenperin mengacu kepada bidang-bidang penelitian yang membantu industri prioritas, industri pendukung maupun industri hulu seperti yang tercantum di dalam RIPIN. “Inilah yang menjadi tantangan yang harus segera direspon oleh semua pemangku kepentingan,” tegasnya.
Selain mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor, persaingan yang semakin ketat menuntut industri untuk terus melakukan pengembangan dan perbaikan di berbagai aspek agar diperoleh kualitas produk yang semakin baik dan proses produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. “Sudah seharusnya industri dapat memanfaatkan lembaga-lembaga litbang di Indonesia sehingga menghasilkan inovasi-inovasi yang berhasil guna bagi masyarakat industri,” ujar Haris.
Ia pun menyebutkan, beberapa kelebihan yang dimiliki oleh lembaga litbang di lingkungan Kemenperin, diantaranya: (1) Memiliki sumber daya yang dibutuhkan oleh industri yaitu SDM, peralatan dan pengembangan standar; (2) Memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri; (3) Kedekatan dengan industri,karena Balai Besar maupun Baristand merupakan suatu lembagaone stop service bagi industri,seperti pengujian, kalibrasi, standardisasi, pelatihan, sertifikasi dan penelitian; serta (4) Balai Besar dan Baristand Industri juga dapat berperan dalam menjembatani hubungan industri dengan universitas ketika diperlukan.
Berita Terkait
-
Kemenperin Dukung Transformasi Industri Kemasan Menuju Keberlanjutan
-
Nasib Subsidi Motor Listrik Menggantung, Menperin: 'Tanya Saja ke Lapangan Banteng!'
-
Insentif Mobil Listrik Disetop, Vinfast dkk Diminta Patuhi Aturan TKDN Mulai 2026
-
Generasi Muda Jadi Motor Penggerak Industri Batik Berkelanjutan di Era Modern
-
Emiten Farmasi RI Putar Otak Kurangi Bahan Baku Impor
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa
-
PLTP Ulubelu Jadi Studi Kasus Organisasi Internasional Sebagai Energi Listrik Ramah Lingkungan
-
Tinjau Tol PalembangBetung, Wapres Gibran Targetkan Fungsional Lebaran 2026
-
Harga Emas Antam Naik Lagi Didorong Geopolitik: Waktunya Akumulasi?
-
Menkeu Purbaya: Bos Bank Himbara Terlalu Bersemangat Jalankan Ide Presiden
-
BPJS Ketenagakerjaan-Perbarindo Tandatangani MoU, Berikan Perlindungan Jaminan Sosial Pegawai
-
Investor Asing Guyur Dana Rp 583,10 miliar ke Pasar Modal, IHSG Menghijau Selama Sepekan