Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (17/5/2016) ditutup turun sebesar 2 poin atau 0,05 persen ke level 4.729 setelah bergerak di antara 4.717 - 4.745 . Sebanyak 126 saham naik, 143 saham turun, 113 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 4,863 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 229 miliar.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Rabu (18/5/2016).
"IHSG hari ini kami prediksi akan bergerak di range 4700-4770," kata Kiswoyo.
Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat ditutup turun seiring kecemasan investor terhadap kenaikan suku bunga the Fed yang mungkin akan datang lebih awal. Tekanan jual ber-tambah setelah yield obligasi 2 tahunan naik ke level tertinggi 2 pekan seiring trader obligasi mengantisipasi rilis minutes pertemuan the Fed pada hari Rabu, yang ditakutkan akan menunjukkan nada yang lebih hawkish dibanding pernyataan FOMC. Dow Jones ditutup turun 1.03 persen, Nasdaq turun 1.30 persen dan S&P Indek turun 0.95 persen.
Pasar saham kawasan eropa ditutup bervariasi ditengah relly harga minyak. Inflasi harga konsumen Inggris dilaporkan melambat pada bulan April dengan per-tumbuhan yang hanya 0,3 persen dibandingkan setahun sebelumnya 0.5 persen dan lebih rendah dari ekspektasi ekonom. Di sisi lain, produsen mobil di penjuru Eropa tertekan dengan penurunan peringkat sektor otomotif dari ‘neutral’ menjadi ‘underweight.’ FTSE di Inggris ditutup naik 0.27 persen, DAX Jerman turun 0.63 persen dan CAC Perancis turun 0.34 persen.
Bagi Indonesia, ia melihat pemotongan anggaran belanja instansi dan kementerian atau lembaga sebesar Rp 50,2 triliun tak lantas mengurangi stimulus pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ia juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 5,3 persen pada tahun ini akan sangat sulit dicapai.
"Kalau lihat pertumbuhan triwulan pertama yang lebih rendah dari perkiraan semua pihak, tantangan ekonomi global masih berat. Konsumsi rumah tangga berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kuartal pertama tahun lalu masih jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Namun belum ada peningkatan yang cukup signifikan pada tahun ini. Pemerintah harus benar-benar memastikan bahwa pemotongan hanya dilakukan untuk belanja operasional," jelas Kiswoyo.
Berita Terkait
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
IHSG Naik ke 8.184 di Akhir Bulan, Pasar Saham Mulai Rebound?
-
Menkeu Purbaya Pede IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun, Bos BEI: Sebuah Keniscayaan!
-
Bos BEI: Dalam 2 Tahun Tak Ada BUMN Maupun Anak Usaha yang IPO
-
BEI Ungkap 13 Perusahaan Siap-siap IPO, Lima Perseroan Miliki Aset Jumbo
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Emiten Milik Grup Bakrie-Salim dan Prajogo Pangestu, BRMS-BREN Resmi Menghuni Indeks MSCI
-
Pengusaha Sebut 3 Sektor yang Bisa Jadi Andalan Ekonomi RI di Masa Depan
-
Pakar Sebut 2 Kunci Utama untuk Pemerintah Bisa Capai Swasembada Energi
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,12 Persen, BI: Konsumsi Rumah Tangga Makin Bergairah
-
Meski Kinerja Ekspor Moncer, Industri Hasil Tembakau Dapat Tantangan dari Rokok Ilegal
-
Pengusaha Ungkap Ternyata Ada Industri yang Sulit Rekrut Tenaga Kerja RI
-
Harga Emas Turun Lagi: Galeri 24 dan UBS Kompak Melemah di Pegadaian
-
PANI Laporkan Proyek Ambisius Berkapasitas 104 Ribu Orang
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?