Sebuah perusahaan asal Amerika Serikat berminat untuk menanamkan modalnya dengan nilai investasi mencapai 500 juta Dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 6,95 triliun dengan asumsi kurs APBN Rp 13.900. Perusahaan berencana untuk menginvestasikan modalnya melalui lima proyek manufaktur dengan nilai investasi maksimal US$ 100 juta untuk setiap proyek. Saat ini perusahaan tengah mencari mitra lokal untuk merealisasikan minatnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan bahwa masuknya minat investasi perusahaan tersebut berdampak positif bagi investasi di Indonesia mengingat jumlahnya yang cukup besar.
”Kami berharap agar investor dapat segera memberikan komitmen dan merealisasikan investasi ini, karena nilainya cukup besar mencapai Rp 6,95 triliun dengan asumsi kurs APBN sebesar Rp 13.900. Sejauh ini perusahaan belum menyampaikan proyek dan lokasi yang dipilihnya, tapi mereka sedang dalam tahap pencarian perusahaan nasional yang sekiranya dapat dijadikan mitra untuk bisnis mereka,” jelas Franky dalam keterangan resmi kepada media, Sabtu (21/5/2016).
Franky menambahkan bahwa kantor perwakilan BKPM (IIPC) New York tengah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) untuk memfasilitasi kebutuhan investor yang akan mencari mitra lokal. ”Kami sudah menginstruksikan kepada perwakilan kami di New York untuk membantu perusahaan, salah satunya dengan berkoordinasi dengan OJK dan Kadin supaya perusahaan segera menjalankan proyek mereka,” lanjut Franky.
Pejabat Kantor Perwakilan BKPM di New York (IIPC) Elsa Noviliyanti mengemukakan bahwa pihaknya sedang melakukan komunikasi intensif OJK dan Kadin untuk memfasilitasi kebutuhan investor. “Investor menyampaikan kepada kami bahwa mereka membutuhkan data terkait perusahaan nasional dalam rangka mencari mitra lokal. Kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait sebagai bentuk komitmen kami dalam mengawal para investor sampai merealisasikan investasinya,” ujar Elsa.
Selain tanggap dalam memfasilitasi kebutuhan investor, tim dari IIPC New York juga terus aktif melakukan kegiatan promosi investasi untuk menjaring minat investasi di Amerika Serikat. “Bekerja sama dengan tim Marketing Officer dan perwakilan RI di Amerika Serikat, kami terus berusaha menarik minat investor melalui program-program promosi,” Lanjut Elsa.
Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, Dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta Dolar AS terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen 4,8 miliar Dolar AS terdiri dari 76 proyek.
Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.
Berita Terkait
-
Menperin Sebut Investasi Asing Menguat ke Industri Manufaktur
-
Nilai Tambah Industri Pengolahan RI Peringkat 1 ASEAN Kalahkan Thailand
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol
-
PLN - BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan: Dorong Pertumbuhan Investasi
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
Menkeu Purbaya Puji Bahlil: Cepat Ambil Keputusan, Saya Ikut
-
Pengusaha Kakao Lokal Minta Insentif ke Pemerintah, Suku Bunga Bisa Tembus 12%
-
7 Kontroversi Bandara Morowali: Diresmikan Jokowi, Punya 'Kedaulatan' Sendiri?
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
ESDM: Tahun Depan SPBU Swasta Bisa Impor BBM Sendiri Tanpa Bantuan Pertamina
-
Pemerintah Tak Perlu Buru-buru soal Tudingan Impor Beras Ilegal di Sabang
-
Dua Program Flagship Prabowo Bayangi Keseimbangan APBN 2026 dan Stabilitas Fiskal
-
10 Ide Jualan Pinggir Jalan Paling Laris dengan Modal Kecil
-
Kunci "3M" dari Bank Indonesia Agar Gen Z Jadi Miliarder Masa Depan