Beberapa waktu lalu, Perum Bulog telah mendatangkan 1800 kilogram daging sapi beku dari total impor 10 ribu kilogram guna menstabilkan harga daging sapi yang memasuki bulan Ramadan dan Lebaran. Harga daging sapi memang sempat mengalami kenaikan hingga Rp120 ribu per kilogramnya.
Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong mengaku, pihaknya lebih memilih impor daging sapi beku lantaran waktu pengiriman yang bisa lebih cepat dibandingkan dengan sapi siap potong.
"Kita kan butuh cepat, kalau impor sapi bakalan itu kan harus melalui proses penggemukan dulu, terus empat bulan setelah itu berdasarkan aturan Kementan kan baru boleh di potong. Ini kan butuh proses, makanya kita impor yang daging sapi beku terlebih dahulu," kata Lembong saat ditemui dalam Sidak Pasar di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016).
Ia pun mengaku, daging sapi beku ini lebih higienis dibandingkan daging sapi segar. Pasalnya, daging sapi segar justru lebih banyak mengandung bakteri karena suhu ruangan yang tidak stabil.
"Kalau daging sapi segar di suhu ruangan ya kuman dengan meriah bisa berkembang di daging segar. Tapi kan kalau daging beku di suhu dibawah nol derajat tentunya kuman kan mati semua, jadi daging beku lebih higienis," katanya.
Ia juga mencontohkan di berbagai negara yang maju, semua pasti beli daging beku. Karena, mereka mau tidak mau menyimpannya didalam lemari pendingin.
"Kalau mau digunakan baru didiamkan semalaman kan. Ini memang prakti-praktik modern yang harus kita sosialisasikan. Dan kita biasakan rumah pemotongan sapi lokal ini juga mengeluarkan daging beku, jadi jauh lebih higienis untuk masyarakat. Jadi harus mulai membiasakan memasok daging beku. Jadi bisa di stok," tegasnya.
Berita Terkait
-
Ombudsman Akui Laporan Tom Lembong soal Auditor BPKP Jadi Kasus Pertama yang Ditangani
-
Efek Abolisi Tom Lembong: Kenapa 9 Terdakwa Lain Kasus Impor Gula Tetap Disidang?
-
'Izinkan Saya Menikmati Sejenak': Sisi Lain Tom Lembong, Pesan Haru Usai Bebas Bui
-
Hakim Vonis Tom Lembong Dilaporkan, MA Siap Periksa Dugaan Pelanggaran Etik
-
Efek Abolisi Tom Lembong: Giliran Majelis Hakim Diperiksa Bawas Mahkamah Agung
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun