Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto menyatakan bahwa petani kelapa sawit di Indonesia masih mengalami kesulitan yang sama dengan petani komoditi tanaman pangan seperti padi. Sampai kini, masih sangat banyak petani kelapa sawit yang kesulitan mendapatkan akses kredit dari perbankan.
"Tentu ini mempersulit para petani untuk semakin mengembangkan usaha penanaman sawitnya," kata Darto dalam wawancara dengan Suara.com di Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Bahkan sulitnya akses perbankan bagi petani kelapa sawit di Indonesia telah berakibat fatal. Banyak petani kelapa sawit yang akhirnya melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan tanaman kelapa sawit yang baru. Sebab cara ini memang jauh lebih murah dari segi biaya (cost) dibandingkan membuka lahan secara manual.
"Ini memang tidak bisa dipungkiri. Kalau petani kelapa sawit mau membuka lahan baru tanpa membakar hutan dan lahan, dia harus mengeluarkan biaya Rp7 juta per hektare. Sementara jika dia menggunakan api, dia cukup mengeluarkan biaya Rp800 ribu per hektare," ujar Darto.
Sehingga tak bisa dipungkiri problem sulitnya akses pendanaan terhadap perbankan bagi kalangan petani kelapa sawit telah memicu persoalan baru yang serius. Bahkan Darto menyatakan bahwa hal ini sebetulnya telah disadari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. "Beliau pernah bilang memaklumi soal ini. Karena memang tidak ada akses keuangan bagi petani kelapa sawit selama ini," tutup Darto.
Padahal jika membuka hutan dan lahan secara manual, petani harus mengeluarkan biaya sangat besar. Karena membutuhkan sewa alat berat seperti eskavator untuk membersihkan lahan dari batang serta ranting pohon yang telah ditebang. Tanpa bantuan kucuran kredit perbankan, sulit petani kelapa sawit menghindari cara pembakaran hutan dan lahan. "Apalagi banyak petani kita yang memang tidak mengerti status hukum dari lahan yang ia buka, apakah termasuk hutan lindung, kawasan konservasi dan sebagainya, mereka banyak yang tidak paham," tutup Darto.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2016, jumlah kredit yang dikucurkan industri perbankan kepada usaha disektor pertanian, perburuan, dan kehutanan barulah mencapai Rpp258,00 triliun. Jumlah ini baru 6,43 persen dibanding total kredit industri perbankan yang telah dikucurkan keseluruh sektor dunia usaha yang telah mencapai Rp4.006,70 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya