Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk sebagai emiten kesembilan pada tahun 2016 ini dengan kode perdagangan OASA.
"Saham OASA berada di papan pengembangan. Pencatatan dan perdagangan saham itu merupakan emiten kesembilan atau ke 530 yang tercatat di Bursa," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat dalam sambutannya di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Sebagai perusahaan terbuka, ia mengingatkan hal-hal yang penting untuk dilaksanakan diantaranya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (GCG) yakni mencakup aspek transparansi, akuntabilitas, independensi, tanggung jawab serta kejujuran, serta melakukan keterbukaan informasi baik kepada Bursa maupun kepada publik.
"Semoga saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk menjadi salah satu saham yang terus menjadi pilihan para investor dan manajemen investasi dalam menentukan portofolionya," katanya.
Dalam aksi korporasi itu, OASA meraih dana dari pasar modal sebesar Rp30,400 miliar dengan menawarkan sebanyak 160.000.000 lembar saham seharga Rp190 per lembar.
Direktur Utama Protech Mitra Perkasa, Anton Santoso mengatakan bahwa dana hasil IPO yang terhimpun itu sekitar Rp5 miliar akan digunakan untuk setoran modal di entitas anak yaitu PT Telesys Indonesia sehingga perseroan memiliki 99,99 persen sahamnya.
Sisa dana IPO, lanjut dia, akan digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja perseroan khusnya untuk kegiatan operasional yang digunakan untuk mengantisipasi pertumbuhan industri telekomunikasi khusnya peningkatan permintaan akan pembangunan maupun pemeliharaan menara BTS.
"Peluang pertumbuhan BTS di Indonesia akan terus berkembang dalam 10 tahun ke depan, mengingat area coverage yang masih kurang dan juga permintaan yang terus meningkat di Indonesia," katanya.
Pada perdagangan perdana hari ini (Senin, 18/7/2016), harga saham OASA dibuka menguat ke posisi Rp320 per lembar saham atau sekitar 68,42 persen. Protech Mitra Perkasa Tbk merupakan perusahaan di bidang infrastruktur, utilitis dan transportasi dengan sub sektor "non building construnction". (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Melonjak Rp 27.664 per Gram Hari Ini
-
Waspada! Rupiah Tembus Rp16.714, Simak Dampak Global dan Domestik Ini
-
Emas Antam Lagi Tren Naik, Harganya Kini Rp 2.367.000 per Gram
-
IHSG Bangkit di Awal Sesi, Cek saham-saham yang Cuan
-
Waduh, Potensi Kerugian Akibat Serangan Siber Tembus Rp 397,26 Kuadriliun
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp 38,11 Triliun KUR hingga Oktober 2025
-
Permintaan Naik, BI Prediksi Penjualan Eceran Kian Meningkat Akhir 2025
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Apa Itu Transaksi Reversal? Waspadai 5 Penyebab Tak Terduganya
-
Harga Emas Naik Berturut-turut: UBS dan Galeri Rp 2,4 Jutaan, Antam Belum Tersedia