Menghadapi perkembangan ekonomi global, khususnya kebijakan moneter negara maju yang beragam (divergen), para gubernur bank sentral EMEAP sepakat untuk memperkuat kerja sama regional. Hal ini mengemuka dalam Pertemuan Gubernur EMEAP yang diselenggarakan kemarin, Minggu (31/7/2016), di Bali, Indonesia. Pertemuan dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, dan diikuti oleh seluruh anggota EMEAP, yaitu sejumlah sebelas bank sentral dan otoritas moneter di Asia Timur dan Pasifik.
Para gubernur berbagi mengenai pandangan mereka terhadap perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global dan regional. "Para gubernur memandang bahwa kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang divergen pada negara-negara maju telah menempatkan area EMEAP pada potensi kerentanan dan gejolak," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resmi, Minggu (31/7/2016).
Walau demikian, mereka juga mencatat bahwa secara umum pasar keuangan di kawasan EMEAP tetap berfungsi baik di tengah beberapa ancaman yang dapat meningkatkan gejolak. Para gubernur sepakat bahwa komunikasi dan kerja sama antara para otoritas sangat penting untuk dapat menentukan arah perekonomian di tengah ketidakpastian global. Komunikasi dan kerja sama tersebut perlu dilakukan tidak hanya di area EMEAP, namun juga dengan negara-negara lainnya.
"Mereka juga sepakat untuk menggunakan EMEAP sebagai wadah bersama untuk berbagi dan berdiskusi mengenai berbagai perkembangan dan isu yang memengaruhi stabilitas ekonomi, moneter dan keuangan regional," ujar Tirta.
Para gubernur mencatat pula laporan Pertemuan Deputi Gubernur EMEAP ke-50 di Sidney, Australia, pada April 2016. Pertemuan tersebut membahas dan mengapresiasi kemajuan dalam aktivitas kerja sama EMEAP di bidang pasar keuangan, pengawasan bank, sistem pembayaran dan setelmen, serta teknologi informasi.
Para gubernur juga mendiskusikan perkembangan Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (Monetary and Financial Stability Committee – MFSC) terkait pengawasan (surveillance), kegiatan riset, dan kerangka manajemen krisis regional. Mereka sepakat mengenai perlunya pembentukan suara kolektif dalam merespons reformasi kebijakan global.
Selanjutnya, para gubernur juga menerima the Reserve Bank of New Zealand sebagai tuan rumah pada Pertemuan Gubernur EMEAP ke-22 pada 2017.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat pada Nataru 2025/2026
-
Insentif Kendaraan Listrik Dihentikan, Untung atau Buntung?
-
Ingin Kuliah Singkat dan Siap Berkarier? Simak Cara Bergabung di Universitas Nusa Mandiri 2026
-
Cek Jembatan Kembar Margayasa Pascabencana, Kementerian PU Bakal Tebing Batang Anai
-
Kemenkeu Ungkap Setoran Pajak Digital Tembus Rp 44,55 Triliun per November 2025
-
Bali Katanya Sepi, Tapi Kemenhub Ungkap Jumlah Penumpang Naik
-
Purbaya Resmi Tarik Pajak dari Pelanggan ChatGPT RI
-
Nadi Logistik Pulih! Jalur Khusus Bireuen Aceh Utara Kembali Terhubung, Ekonomi Lintas Timur Bangkit
-
Update Harga Pangan 29 Desember: Bawang, Cabai, Hingga Beras Kompak Turun
-
Bahlil Sebut Stok BBM RI Aman 20 Hari Kedepan