Suara.com - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri menyatakan, sampai tahun 2030 Indonesia masih kekurangan 115 juta tenaga terampil untuk menjadi Negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia.
Hanif menekankan untuk mencapai hal tersebut, syarat utama yang harus dipenuhi yakni Indonesia harus memiliki 165 juta tenaga kerja terampil di semua sektor.
"Saat ini kita baru memiliki 55 juta tenaga terampil," katanya dalam tatap muka bersama gubernur, bupati/wali kota se Sulteng di Palu, Jumat (19/8/2016).
Sehingga, kata Hanif, dalam jangka 14 tahun ke depan, setiap tahunnya Indonesia harus dapat menghasilkan sekitar 4 juta tenaga terampil.
"Itu harus disiapkan baik pemerintah, swasta atau kerja sama antara pemerintah dan swasta," ujarnya.
Dengan adanya fakta kekurangan tenaga kerja terampil tersebut, pemerintah harus mendorong semua sektor untuk terus memikirkan dan mencari solusi penyelesaian masalah.
"Karena problem kita masih masalah kompetensi dan keterampilan," terang Menteri.
Menurut Hanif, yang menjadi kekhawatirannya saat ini adalah persaingan antara tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing yang memiliki keterampilan lebih.
"Jarak antara tenaga kerja terampil dan tidak terampil sangat besar, bayangkan pemerintah ingin membangun proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt, berapa banyak tenaga kerja terampil yang dibutuhkan, apakah kita punya," katanya.
Selain itu banyaknya pengguna jasa tenaga kerja yang mengeluhkan jumlah tenaga kerja terampil di semua sektor yang masih kurang.
"Itu menjadi tantangan kita untuk menyediakannya," ujarnya sambil menambahkan bahwa tantangan lainnya ada di sektor serikat pekerja saat ini, yakni jumlah buruh yang berserikat semakin kecil.
"Tahun 2007 saat dilakukan verifikasi jumlah buruh berserikat sekitar 3,4 juta dengan jumlah serikat masih kecil, namun tahun 2015 ada sekitar 10 konfederasi dengan 101 federasi, tetapi jumlah buruh yang berserikat hanya 2,7 juta orang," tutup Hanif.
Berita Terkait
-
Ungkit Kasus Dokumen Palsu hingga ART Disiksa Majikan, PDIP Usul Satgas Perlindungan Buruh Migran
-
Pimpinan DPR RI Terima Draf RUU Ketenagakerjaan dari Koalisi Serikat Buruh
-
Disentil Buruh karena Lambat, DPR Janji Bikin UU Ketenagakerjaan Baru Secara Terbuka
-
Demo 30 September 2025: Ribuan Buruh Gedor DPR, Tuntut Naik Gaji 10,5 Persen dan Setop Upah Murah
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?