Melemahnya permintaan dunia membuat Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan memperkuat strategi ekspor nasional. Direktur Jenderal PEN Arlinda menegaskan, strategi dan rencana aksi pengembangan produk ekspor harus disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pasar dunia. Untuk itu, perlu persepsi yang sama dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perwakilan perdagangan di luar negeri dalam menyusun dan mengaplikasikannya.
Pesan tersebut disampaikan Dirjen Arlinda dalam Forum Koordinasi Teknis (FKT) Program Pengembangan Ekspor antara Pusat dan Daerah Tahun 2016 di Bogor, hari ini, Kamis (25/8/2016). “Kami berharap semua pihak lebih memahami ruang lingkup tugas masing-masing serta bahu membahu dan berkomitmen untuk membantu pelaku usaha, khususnya eksportir, dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke dunia,” kata Arlinda.
Tahun ini, kegiatan FKT mengangkat tema “Peningkatan Daya Saing (Nilai Tambah) dan Promosi Produk Ekspor Indonesia Dalam Rangka Peningkatan Ekspor Nasional”. FKT diikuti perwakilan dari 33 dinas provinsi yang membawahi sektor perdagangan, 5 Pusat Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah (P3ED), serta 19 Wakil Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).
Dirjen PEN memastikan sinergi pusat-daerah sebagai pilar penting untuk meningkatkan ekspor nasional. Semua elemen dikumpulkan dan diberi arahan khusus untuk mempertajam strategi dan menciptakan rencana-rencana aksi jangka pendek. Untuk memperkuat daya saing produk, dalam kesempatan itu, Arlinda juga meluncurkan Indonesia Design Development Center (IDDC). "Melalui IDDC, kita ingin memperkuat daya saing produk nasional dari semua pengusaha. Ditjen PEN akan membantu, mengawal, dan mengarahkan pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produknya dan mensinergikan dengan pasar internasional," tutur Arlinda optimis.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, FKT 2016 melibatkan ITPC yang diwakili oleh para Wakil Kepala ITPC dari 19 kantor ITPC di kota-kota dagang dunia. Tujuannya diharapkan lebih mengintegrasikan antara potensi suplai dengan permintaan pasar ekspor. Informasi tentang suplai dari pemerintah provinsi akan disinergikan dengan strategi ITPC.
“Pemetaan potensi produk dan peningkatan daya saing akan disinergikan dengan analisis peluang dan kebutuhan pasar, seperti model, desain, harga, spesifikasi, dan standar. Jika produknya siap ekspor, ITPC akan memfasilitasi promosi dan pemasaran di pasar akreditasi masing. Dengan demikian, akan tersambung benang merah antara sisi suplai produk (potential supply) dengan sisi permintaan pasar (market demand),” jelas Arlinda.
Strategi lain yang makin diasah yaitu mengubah komposisi ekspor nasional. Arlinda mengatakan sebelumnya komposisi ekspor berbasiskan komoditas. "Sekarang harus diubah menjadi berbasiskan produk bernilai tambah," tegasnya.
Untuk itu, para eksportir sukses, desainer, dan wakil asosiasi yang mewakili produk terpilih dilibatkan secara intensif dalam kegiatan ini terutama sebagai narasumber. Produk-produk ekspor dari kelompok pertanian seperti kelapa, kopi, dan coklat diharapkan memiliki nilai tambah. Eksportir produk makanan dan minuman olahan, fesyen, serta kerajinan juga ikut mempertajam strategi dan rencana aksi Ditjen PEN.
Berdasarkan kondisi perkembangan masing-masing produk, peserta nantinya diharapkan dapat merekomendasikan dan menyusun strategi dan rencana aksi yang akan dilakukan dalam waktu 1-2 tahun ke depan. Jika kolaborasi kali ini sukses, produk terpilih akan dijadikan pilot project bagi pembinaan dan pengembangan jenis produk ekspor lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya