Suara.com - Coba tanya ke setiap perencana keuangan soal ide menyatukan uang pribadi dan usaha. Pasti semua gak merekomendasikannya. Soalnya memang langkah ini sangat berisiko. Nggak peduli seberapa banyak duit yang kita punya, uang pribadi dan usaha disatukan adalah ide buruk.
Contoh akibatnya sudah jelas terlihat. Bisa saja duit pribadi keambil untuk usaha. Saat butuh duit itu untuk keperluan pribadi yang mendesak nggak ada.
Begitu juga sebaliknya. Saat usaha berkembang dan memerlukan suntikan dana, eh, duitnya terpakai buat liburan. Sirna deh peluang memperbesar bisnis.
Sisi positifnya? Hingga saat ini, belum bisa ditemukan.
Pemisahan duit pribadi dan usaha berguna dalam beberapa hal baik demi bisnis maupun pribadi, terutama keluarga. Berikut ini penjelasannya:
1. Terhindar dari konflik
Saat berbisnis bersama keluarga sedari awal uang pribadi dan usaha sudah harus dipisah. Apalagi jika modalnya berasal dari beberapa kepala.
Dengan begitu, gak terjadi perpecahan dalam bisnis hanya karena uang. Bagaimanapun, uang adalah “barang keramat”. Apalagi dalam jumlah besar, pasti semua ngiler melihatnya, meski itu uang untuk bisnis keluarga.
Nggak jarang lho, keluarga terpecah karena ada oknum yang menggondol duit usaha bersama. Itulah kenapa uang usaha mestinya ditempatkan berbeda dengan rekening pribadi. Bahkan jika pribadi itu menyumbang modal terbesar.
2. Terhindar dari bencana keuangan
Bencana bisa datang kapan pun dan di mana pun. Bisa saja suatu saat bisnis mandek karena hal tertentu. Pada saat inilah pemisahan uang pribadi dan usaha menemukan relevansinya.
Saat bisnis mengalami kemunduran, kita masih bisa menyambung hidup lewat duit pribadi. Coba kalau keduanya dicampur. Bisnis dan hidup bisa redup bersama-sama, misalnya lantaran aset pribadi ikut disita akibat bencana keuangan yang menerpa usaha.
3. Terhindar dari masa depan buram
Nggak ada yang mau masa depannya buram. Apalagi buat keluarga, buat anak-cucu. Dengan memisahkan uang pribadi dan usaha, kita bisa mengontrol masing-masing pengeluaran.
Nggak lucu kan, uang belanja sayuran dicampur dengan duit buat beli batu bata untuk toko material. Uang pribadi mestinya diatur untuk kepentingan masa depan, seperti sekolah anak dan pensiun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?
-
Sentimen Positif Pasar Modal Sejak Purbaya Jadi Menkeu: IHSG 6 Kali Cetak Rekor All Time High!
-
3 Rekomendasi Lokasi Rumah di Bogor untuk Kisaran Harga Mulai 400 Jutaan
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya