Sejumlah mata uang Asia melemah pada perdagangan hari Senin (29/8/2016) setelah Yellen mengeluarkan komentar bernada hawkish yang membangkitkan harapan peningkatan suku bunga The Federal Reserve di bulan September. Sebagai mata uang pasar berkembang, Rupiah juga terkena dampaknya. Kurs Rupiah merosot ke level terendah dalam dua bulan terakhir terhadap Dolar AS yaitu 13290. Dengan meningkatnya potensi peningkatan suku bunga The Fed di tahun 2016, Dolar Amerika Serikat (AS) dapat semakin menguat dan menekan mata uang pasar berkembang.
"IHSG melemah di hari Senin selama dua hari berturut-turut karena Dolar AS menguat dan penghindaran risiko yang membuat investor menghindari aset berisiko," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime dalam keterangan tertulis, Selasa (30/8/2016).
Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs Rupiah berpotensi semakin melemah karena harapan peningkatan suku bunga, sentimen secara umum terhadap perekonomian Indonesia tetap positif. Data domestik Indonesia terus menyiratkan sinyal stabilitas ekonomi. Selain itu, implementasi UU Pengesahan Pajak juga menciptakan optimisme peningkatan Produk Domestic Bruto. (IDR dapat menguat apabila sentimen membaik dan mengundang investor untuk membeli. Dari sudut pandang teknikal, USDIDR terus menguat dan breakout di atas 13300 dapat membuka jalan menuju 13350," ujar Lukman.
Sentimen terhadap ekonomi AS membaik di hari Jumat (26/8/2016) karena komentar hawkish Janet Yellen yang mendukung ekspektasi peningkatan suku bunga Fed di tahun 2016. Investor mendapat secercah kejelasan yang sudah lama ditunggu karena Yellen mengatakan bahwa argumen untuk meningkatkan suku bunga AS semakin kuat di beberapa bulan terakhir sehingga Dolar AS pun menguat. Selama beberapa periode terakhir, data domestik AS menunjukkan tren positif.
Memudarnya kegelisahan pasca Brexit juga memberi jalan bagi Fed untuk mengambil keputusan. Ada wacana bahwa rapat September akan menjadi rapat live untuk meningkatkan suku bunga AS, namun sepertinya Fed akan menantikan data domestik positif lebih lanjut untuk menjustifikasi peningkatan suku bunga AS di bulan Desember. Rapat Jackson Hole ini menghapuskan sedikit ketidakpastian sehingga Dolar AS mungkin menguat karena pasar memprediksi Fed akan berhenti berhati-hati dan mulai mengambil langkah. "Fokus pasar akan terarah pada laporan ketenagakerjaan non pertanian (NFP) AS pekan ini. NFP yang melampaui ekspektasi akan menjadi satu lagi alasan bagi Fed untuk bertindak," tambah Lukman.
Indeks Dolar AS melonjak pada hari Jumat setelah Yellen mengeluarkan komentar yang cenderung mendukung peningkatan suku bunga Fed. Walaupun harga saat ini masih dalam ambang bearish pada rentang waktu harian, breakout di atas 96.00 dapat memicu investorbullish untuk mengantarkan harga lebih tinggi lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
BUMN Infrastruktur Targetkan Bangun 15 Ribu Huntara untuk Pemulihan Sumatra
-
Menpar Akui Wisatawan Domestik ke Bali Turun saat Nataru 2025, Ini Penyebabnya
-
Pemerintah Klaim Upah di Kawasan Industri Sudah di Atas UMP, Dorong Skema Berbasis Produktivitas