Research Analyst Forextime Lukman Otnuga menyatakan bahwa ketidakpastian kapan The Fed akan meningkatkan suku bunga AS di tahun 2016 memperkuat sejumlah mata uang pasar berkembang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jakarta ditutup lebih tinggi di hari Senin (22/8/2016).
"Sentimen terhadap Indonesia terus membaik. Data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua cukup menggembirakan sebesar 5,2 persen sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak mengkhawatirkan. Data domestik inti sepanjang kuartal 2 terus mengikuti tren positif," kata Lukman dalam keterangan tertulis, Selasa (23/8/2016).
Sementara itu, ada optimisme bahwa UU pengampunan pajak yang baru disahkan akan menghasilkan arus masuk modal mencapai 40 miliar Dolar A Amerika Serikat (AS) dan mendukung PDB keseluruhan. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan PDB 4,9 persen - 5,3 persen tahun ini. Angka ini dapat tercapai apabila Indonesia terus bertahan dalam ketidakpastian global ini.
Di pasar valas, Rupiah sedikit melemah terhadap Dolar AS di level 13213 dan ini tidak ada hubungannya dengan sentimen negatif terhadap IDR. Faktor penggerak di balik perubahan kurs Rupiah terhadap Dolar AS ini sepertinya adalah sensitivitas Dolar AS yang dapat semakin intens menjelang simposium Jackson Hole.
Pasar waspada menjelang simposium Jackson Hole
Kegelisahan menyelimuti pasar global pada hari Senin (23/8/2016) menjelang rapat Jackson Hole hari Jumat yang mungkin memberi kejelasan tentang kapan Fed akan meningkatkan suku bunga AS. Saham Asia ditutup bervariasi. Nikkei menguat karena JPY yang melemah mendukung para eksportir Jepang. Saham di Eropa bergejolak naik turun karena ketidakpastian menjelang Jackson Hole dan penghindaran risiko membuat investor menghindari aset berisiko. Wall Street rentan terhadap kerugian di hari Jumat dan tren negatif dapat terus berlangsung apabila efek domino bearish dari Asia dan Eropa mengundang para penjual untuk menyerang.
Sebagian besar pasar masih tetap sangat bullish terhadap saham walaupun faktor fundamentalnya bearish. Jadi, faktor penggerak kenaikan yang luar biasa ini adalah sentimen. Harga minyak yang melonjak dan optimisme terhadap intervensi bank sentral meningkatkan selera risiko investor sehingga pasar saham global menguat. Perlu diingat bahwa lonjakan harga minyak ini terjadi karena ekspektasi pembekuan produksi, sementara situasi ekonomi global masih mengkhawatirkan. Sentimen dapat berubah dengan cepat. Mengingat faktor fundamental yang tidak mendukung, saham mungkin saja mengalami penurunan tajam.
Sementara itu, Dolar AS kembali menguat di hari Senin (22/8/2016) karena komentar optimistis dari para pembuat kebijakan di Federal Reserve tentang kekuatan ekonomi AS mengangkat harapan peningkatan suku bunga AS di tahun 2016. Fluktuasi ekspektasi tentang langkah Fed berikutnya sangat menekan nilai tukar USD pekan lalu. Perbedaan pendapat dalam Fed memberi dasar bagi investor bearish untuk menyerang harga. Walaupun sentimen terhadap USD dan ekonomi AS tetap agak bullish, Federal Reserve sepertinya akan menunggu data domestik yang lebih lengkap untuk mempertimbangkan peningkatan suku bunga AS di bulan Desember. Investor sepertinya akan mengarahkan perhatiannya ke pertemuan Jackson Hole di hari Jumat yang dapat memberi sinyal tentang langkah Fed berikutnya. Yellen yang hawkish dapat memberi inspirasi bagi investor bullish untuk memperkuat Indeks Dolar.
"Dari sudut pandang teknikal, Indeks Dolar tetap bearish pada rentang waktu harian. Level support sebelumnya di 95.00 dapat menjadi resistance dinamis yang membuka jalan menuju 94.00," tutup Lukman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!