Suara.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Rabu (9/1/2016) atau Kamis pagi WIB, karena data ekonomi AS yang lebih kuat memberikan tekanan terhadap logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 5,1 dolar AS, atau 0,39 persen, menjadi menetap di 1.311,4 dolar AS per ounce.
Logam mulia berada di bawah tekanan luas karena Automated Data Processing (ADP) yang berbasis di AS merilis proyeksinya untuk lapangan pekerjaan Agustus, menunjukkan lebih baik daripada angka yang diperkirakan.
Ukuran lapangan kerja ADP meningkat 177.000 pekerjaan yang para analis catat lebih rendah dari angka Juli, namun karena sifat dari pekerjaan musiman AS, meskipun turun, angka tetap lebih baik dari yang diharapkan.
Laporan ketenagakerjaan ADP yang kuat juga meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga, dengan asumsi laporan pekerjaan pada Jumat (2/9) tetap positif. Pedagang tetap percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 30 persen pada pertemuan September 2016, 36 persen pada pertemuan November 2016, dan 60 persen pada pertemuan Desember 2016.
Indeks dolar AS menempatkan dukungan pada logam mulia, mencegah dari penurunan lebih lanjut karena turun 0,06 persen menjadi 96,00 pada pukul 19.00 GMT.
Perak untuk pengiriman Desember naik 3,4 sen, atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 18,707 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 3,1 dolar AS, atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 1.053,50 dolar AS per ounce. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Hentikan Sisa Anggaran Menumpuk di Akhir Tahun
-
Bos SMGR Akui Persaingan Industri Semen RI Makin Ketat
-
Pertamina Mau Gabung 3 Anak Usaha, DPR: Sesuai Keinginan Danantara
-
Rusun Jadi Fokus Solusi Pemukiman yang Semakin Mahal di Jakarta
-
Tidak Gratis, Pindahkan Rp 200 Triliun ke 5 Bank Menkeu Purbaya Minta Bunga Segini!
-
BNI Sambut Penempatan Dana Pemerintah, Tapi Minta Beberapa Penjelasan
-
5 Perumahan di Bekasi Utara Cocok untuk Milenial, Harga Mulai Rp 300 Jutaan
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group