Salah satu tujuan pembangunan tol laut adalah untuk menghilangkan disparitas harga barang/logistik antar wilayah barat dengan timur, maupun ke wilayah perbatasan, terpencil, terdalam, dan terluar Indonesia. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal itu, adalah dengan mengoptimalkan fungsi pelabuhan Pontianak untuk menstabilkan harga barang di pulau terluar Indonesia seperti di Natuna.
"Disparitas harga barang di kota-kota kecil sangat mengkhawatirkan. Mahal sekali. Untuk Itu kita akan lakukan reroute tol laut. Yg tadinya Natuna dapat supply barang dari Jakarta. Sekarang kita ubah dari Pelabuhan Pontianak," jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan tinjauan ke Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (2/9/2016).
Dalam kunjungannya ke pelabuhan Pontianak, Menhub mengatakan bahwa keberadaan pelabuhan ini sangat penting dalam upaya mendukung jalur logistik di wilayah barat dan perbatasan Indonesia.
Menhub berharap, dengan adanya supply barang dari Pelabuhan pontianak ke Natuna dapat meningkatkan produktivitas barang, dan pada ujungnya dapat menstabilkan harga barang.
"Kalau selama ini Natuna barang datang setiap 21 hari sekali sebanyak 250 ton, kedepan akan menjadi lebih pendek yaitu 10 hari. Meningkat dua kali lipat. Tol laut akan menjadi lebih produktif. Ini akan menjadi bangkitan ekonomi yang bagus bagi masyarakat di Natuna maupun Pontianak sendiri," ujar Menhub.
Menhub mengungkapkan bahwa yang akan melayani jalur Pelabuhan Pontianak ke Natuna adalah kapal-kapal perintis dari PT Pelni, dan pemerintah akan memberikan subsidinya.
Sementara itu, Menyinggung Pelabuhan Kijing yang akan dibangun sebagai pelabuhan internasional di Pontianak Kalimantan Barat, Menhub mengungkapkan bahwa pelabuhan tersebut bisa dijadikan hubungan internasional.
"Yang biasanya barang dari luar harus ke Jakarta dulu, kalau disini sudah jadi hub, direct call dari luar negeri bisa langsung ke Pontianak (pelabuhan Kijiing)," ujarnya.
Dalam kunjungannya tersebut, Menhub Budi Karya didampingi Dirut Pelindo II Elvyn Masassya dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya.
Sebelum tiba di Pontianak, di hari yang sama Menhub meninjau pelabuhan dan bandara di Pangkal Pinang dan Belitung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!
-
ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM untuk SPBU Swasta, Kemungkinan Naik
-
Jadwal, Ketentuan, dan Dokumen Wajib KJP Subsidi Pasar Jaya 2025
-
PGAS Gencar Perluas Jaringan CNG untuk Industri Hingga Ritel
-
IHSG Pecah Rekor Lagi Hari Ini, Apa Pemicunya
-
Jadwal Magang Nasional 2025 Batch 2: Dapatkan Uang Saku UMK dan Sertifikasi
-
Belum Ada Kata Sepakat, Shell Indonesia Mau Temui Pemerintah Lagi Bahas Stok BBM
-
Nego Alot, SPBU Vivo Dekati Kesepakatan Beli BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina