PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menikmati laba bersih sebesar Rp7,72 triliun pada triwulan III 2016 atau tumbuh 28,7 persen dibandingkan periode sama 2015.
Pertumbuhan laba bersih dua digit tersebut juga didorong pendapatan bunga bersih setelah kredit tumbuh dua digit sebesar 21,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar Rp372,02 triliun, kata Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni di Jakarta, Kamis (13/10/2016).
"Laba bersih ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 15 persen dari Rp19,02 triliun pada Kuartal III 2015 menjadi Rp21,87 triliun kuartal tahun ini, kemudian pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang meningkat 20 persen," ujar Baiquni.
Dari pertumbuhan kredit itu, BNI menikmati marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 6,2 persen. Dari sisi pendapatan non-bunga, BNI mencatatkan pertumbuhan 20 persen menjadi Rp 6,24 triliun pada triwulan III 2016. Kenaikan pendapatan non-bunga tersebut, dipicu kenaikan komisi dari pembiayaan perdagangan, pengelolaan rekening, dan kerja sama pemasaran asuransi.
Terkait kredit yang tumbuh hingga 21 persen, Baiquni menjelaskan perseroan banyak menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur.
"Kemudian, BNI mengoptimalkan jaringan dan gerai untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada, dan juga menggali potensi rantai bisnis debitur korporasi," ujar dia.
Komposisi terbesar segmen kredit BNI yakni sebesar 73 persen atau sebesar Rp271,68 triliun adalah dari segmen kredit bisnis.
"Porsi di kredit bisnis yakni segmen Korporasi sebanyak 24,3 persen, kredit BUMN 19,1 persen, lalu ke segmen Menengah 16,3 persen, dan segmen kecil sebesar 13,3 persen," kata dia.
Di sisi lain, akibat ekspansi kredit tersebut, rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) BNI Naik dari 87,7 persen menjadi 92,8 persen. Namun, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) naik menjadi 18,4 persen dari 17,4 persen.
Kualitas kredit juga masih menjadi "pekerjaan rumah" mengingat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross 3,1 persen, naik dari periode sama tahun lalu sebesar 2,8 persen.
Likuiditas BNI terjaga dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15 persen, menjadi Rp401,88 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp349,4 triliun.
Dengan penghimpunan DPK dan penyaluran kredit tersebut, aset BNI terkumpul sebesar Rp571,5 triliun di triwulan III 2016. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru