Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (18/10/2016)ditutup naik sebesar 19 poin atau 0,36% ke level 5.430 setelah bergerak di antara 5.422-5.446. Sebanyak 146 saham naik, 137 saham turun, 105 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp9.201 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp455 miliar.
Pasar Amerika ditutup lebih tinggi pada hari Selasa (18/10/2016), seiring investor yang menyambut laporan earnings kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan dari perusahaan-perusahaan besar yang termasuk Goldman Sachs Group Inc., UnitedHealth Group Inc dan Netflix Inc. Sementara itu laporan inflasi dan tingkat keyakinan para pembangun rumah yang sesuai dengan perkiraan memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve kemungkinan akan naikan suku bunga di bulan Desember.
"Dow Jones menguat 0.42 persen, untuk ditutup di 18,161. Nasdaq menguat 0.91 persen ke level 4,839. Dan S&P menguat 0,61 persen ke level 2,139," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Rabu (19/10/2016).
Pasar Eropa berakhir positif seiring penguatan tajam saham-saham pertambangan mendorong sentimen risiko, sementara investor mencerna serangkaian earnings korporasi terbaru. Indeks FTSE menguaat 0,76 persen ke level 7000. DAX ditutup naik 1,22 persen di 10,631.
"Sementara indeks CAC 40 Perancis be-rakhir 1,32 persen lebih tinggi di 4,508, seiring keuntungan di sektor teknologi, keuangan, dan utilitas menopangrisk appetite investor," ujar Hans.
Penurunan angka kemiskinan sampai dengan dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo masih menghadapi tantangan besar. Tantangan tersebut salah satunya berkaitan dengan anggaran. Menteri Sosial mengatakan, untuk program pengentasan kemiskinan melalui Program Keluarga Harapan yang dijalankan Ke-menterian Sosial saja misalnya, masalah anggaran tersebut sangat terasa sekali. Terlebih setelah pemerintah beberapa waktu lalu memutuskan untuk memangkas anggaran Kementerian Sosial sebesar Rp 800 miliar. Menurut Mensos, pemangka-san tersebut membuat campur tangan pemerintah ideal terhadap pengeluaran rumah tangga miskin berkurang. Meskipun mendapat ganjalan, Ia memandang program pengentasan kemiskinan yang dilakukan sampai saat ini cukup efektif. Hal itu bisa dilihat dari penurunan data angka kemiskinan yang Maret kemarin bisa tinggal 10,86 persen atau turun 0,36 persen poin jika dibanding Maret 2015 yang mencapai 11,22 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur