Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi menyambut baik penyelenggaraan rapat tahunan INACA, yang bertujuan untuk membangun daya saing yang lebih kuat maskapai nasional, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja industry penerbangan dengan fokus terhadap keselamatan dan keamanan transportasi, peningkatan kualitas pelayanan dan penyempurnaan tata kelola dan regulasi.
“Dalam industri penerbangan, dengan margin yang semakin ketat dan diferensiasi produk memegang peranan penting, maskapai penerbangan yang beroperasi dengan inovasi terbaik akan memiliki keunggulan dalam era modernisasi dan deregulasi. Pemerintah akan terus mendorong inovasi untuk membuat industri kita lebih aman, ramah lingkungan, kompetitif dan didukung dengan infrastruktur yang efisien,” kata Menteri Perhubungan dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Umum Anggota (RUA) INACA di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Menteri Perhubungan juga berharap RUA INACA tahun ini dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru, ide-ide baru, dan kesepakatan-kesepakatan baru di antara maskapai nasional, sehingga akan terus meningkatkan kinerja industri penerbangan Indonesia” tambah Budi.
Pembukaan RUA INACA yang bertema “ENHANCING THE AGILITY OF AIRLINE INDUSTRY” tersebut turut dihadiri juga oleh Ketua Umum Indonesia National Air Carriers (INACA), M. Arif Wibowo beserta para anggota INACA lainnya yang terdiri dari para pimpinan maskapai nasional, serta dihadiri juga oleh beberapa perwakilan dari pabrikan pesawat seperti Airbus, Boeing, dan Bombardier.
Sementara itu, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers (INACA), M. Arif Wibowo juga mengatakan bahwa saat ini industri transportasi nasional memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi daerah dan nasional melalui jasa angkutan udara, pergerakan manusia, barang dan jasa yang berdampak pada multiplier effects secara ekonomi, sosial, meningkatkan keamanan dan pertahanan, serta pengembangan kebudayaan yang berwawasan nasional.
“Industri penerbangan Indonesia terbilang berkembang pesat, di antaranya terlihat dari jumlah penumpang yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Data direktorat angkutan udara kementerian perhubungan menunjukkan kurun waktu 2011-2015, jumlah penumpang domestik naik rata-rata 8.43 persen dan penumpang internasional naik 8.39 persen. Di tahun 2015 total penumpang domestik mencapai 76.63 juta orang dan 9.5 juta penumpang internasional. Angka tersebut terbilang tinggi jika dibandingkan dengan tren pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara global tahun 2015 yang berdasarkan data IATA adalah sebesar 6,5 persen” ungkap M. Arif Wibowo yang juga merupakan Direktur Utama Garuda Indonesia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Pemerintah Kembali Beri Diskon Gila-gilaan Tarif Angkutan untuk Libur Nataru
-
Kampanye ESG Dimulai dari Lingkungan Kantor, Telkom Gelar Tenant Day
-
SPBU Swasta Kompak Naikkan Harga Per 1 Oktober
-
PPPK Paruh Waktu Berstatus ASN? Ini Skema Gaji, Tunjangan, dan Jenjang Karir
-
Permata Bank Rombak Jajaran Direksi: Eks CIO HSBC India Jadi Amunisi Baru!
-
Harga BBM Vivo, Shell, dan BP Naik: Update Harga BBM Semua SPBU Hari Ini
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Momen Menkeu Sindir Subsidi BBM Tidak Tepat: Sudah Ada DTSEN, Kenapa Tidak Dipakai?
-
Rupiah Anjlok Rp 16.800, Menko Airlangga Akui Belum Bertemu Gubernur BI! Ada Apa?
-
Aduh, Rupiah Sakit Lagi Lawan Dolar Amerika di Awal Bulan Oktober