Raker Komisi VII DPR RI, di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/10/2016). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo mengatakan KPK memiliki kewenangan berdasarkan Undang-undang KPK yakni melakukan koordinasi, supervisi yang terkait tindak pidana korupsi
"KPK juga melakukan penindakan yakni dari mulai penyelidikan, pencegahan dan monitorig adanya kajian kepada pemerintah," ujar Agus dalam rapat dengar pendapat di ruang rapat Komisi VII, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Tak hanya itu, Agus menuturkan KPK juga mengkaji adanya potensi kerugian negara dan telah merekomendasi potensi tersebut kepada lembaga atau kementerian terkait.
"Setelah kita kaji bersama dan memberi saran kepada kementerian atau lembaga terkait. Kalau tak dindahkan KPK bisa laporkan kepada presiden atau DPR , tapi masih kami eksekusi, masukan kami direspon, tapi kurang cepat. nanti kita sampaikan bersama perkembangan yang sudah kita lakukan. Kita laporkan juga ke BPK, " katanya.
Lebih lanjut, Agus menilai dalam pengkajian potensi kerugian negara, KPK bertugas mengidentifikasi potensi kerugian negara.
"Ada rekomendasi dari hasil pengkajian dan beri masukan kepada lembaga terkait.
Sampai saat ini memang belum ada surat, tapi kami memonitor pengkajian sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. Jadi kami monitoring saran yang kami beri kan kepada kementerian," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi Demokrat Mulyadi menilai KPK seperti macan ompong yang tidak banyak bertindak.
"KPK seperti macan ompong, keliatannya banyak terjadi pelanggaran tapi tidak bisa dikenakan sanksi hukum, begitu yang dilihat pakar hukum," kata Mulyadi.
Ia juga meminta KPK kedepan, bisa segera melakukan pencegahan adanya tindak pidana korupsi, jika menemukan peluang-peluang terjadinya potensi kerugian negara
"Tata kelola migas ini nggak hanya hulu pada saat hilir juga tidak kalah pentingnya. Karena hilir berhubungan langsung dengan masyarakat. Kami banyak menemukan hal-hal yang harus diperbaiki," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR Andi Jamaro Dulung dari Fraksi PPP mengatakan KPK terkesan terpublikasi jika ada operasi tangkap tangan.
"Saya melihat ada semacam aspek efek psikologis seoalah KPK bangga kalah ada OTT dan dilakukan ketika ada wartawan banyak. Sementara yang dilakukan oleh pencegahan itu tidak terpublikasi dengan baik," ungkapnya.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
KB Bank Perkokoh Kualitas Aset melalui Kerja Sama Sukuk dengan TBS Energi Utama
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Bankir Ini Nilai Penggunaan AI Jadi Masa Depan Industri Keuangan
-
Operasional KRL Sampai Jam Berapa di Malam Tahun Baru? Simak Jadwalnya
-
Aguan dan Salim Mau Ciptakan Kawasan Bisnis Tepi Laut
-
Meski Banyak Tekanan Pasar Properti Tetap Tumbuh, Didukung Kebijakan Pemerintah
-
OJK: Minat Investor Asing ke Sektor Perbankan Masih Tinggi, Ini Faktornya
-
APINDO Ingatkan Pemerintah Tak Ulangi Kekacauan Penetapan UMP Tahun Lalu: Harus Pakai Formula!
-
Harga Emas Kompak Naik! Cek Rincian Terbaru Logam Mulia di Pegadaian Hari Ini
-
Riset: 77 Persen UMKM Masih Lakukan Pencatatan Keuangan Secara Manual