Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (31/10/2016) ditutup naik sebesar 12 poin atau 0,23 persen ke level 5.422 setelah bergerak di antara 5.406-5.429. Sebanyak 167 saham naik, 156 saham turun,
86 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 6.574 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net sell) Rp 139 miliar.
Pasar Amerika ditutup melemah setelah berfluktuasi naik turun seiring investigasi atas email baru Hillary Clintonmembuat investor terus was-was. Dari data ekonomi, belanja konsumen meningkat lebih dari ekspektasi di bulan September seiring masyarakat marak berbelanja kendaraan bermotor dan laju inflasi meningkat stabil, yang mana dapat menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve di bulan Desember.
"Dow Jones ditutup turun 0,10 persen ke level 18,142. S&P melemah 0,01 persen ke level 2,126 dan Nasdaq melemah 0,09 persen ke level 4,801. 500 turun kurang dari 1 poin, kendati saham sektor utilitas menguat sebesar 2 persen. Nasdaq ditutup tipis di bawah level flat.," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Selasa (1/11/2016).
Pasar Eropa ditutup melemah seiring meningkatnya ketidakpastian akan pemilu presiden AS 2016 dan data Jerman yang mengecewakan. Hal ini mengindikasikan adanya pelemahan perekonomian Jerman. Menanggapi ancaman - ancaman ini, untuk sementara, pasar akan memantau perkembangan pemilu AS dan perekonomian negara – negara Eropa.
"Indeks FTSE ditutup melemah 0.60 persen lebih rendah di level 6,954. DAX turut melemah 0.29 persen di level 10,665. serta CAC melemah 0,86 persen ke level 4,509," ujar Hans.
Pertumbuhan ekonomi sepanjang Juli-September diperkirakan berjalan lebih lambat dibanding periode kuartal II, April-Juni. Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh pemangkasan anggaran belanja pemerintah pada tahun ini yang sebesar Rp137,6 triliun. Pemotongan anggaran membuat kemampuan pemerintah untuk mendorong ekonomi jadi melambat, pengeluaran pemerintah di perkirakan hanya tumbuh 5,9 persen year on year, melambat dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 6,28 persen.
Hans memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini masih didorong oleh konsumsi rumah tangga. Ia memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga periode Juli-September 2016 hanya sebesar 5 persen, sedikit lebih lambat dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 5,04 persen. Sementara untuk investasi, diperkirakan kuartal ketiga tahun ini akan tumbuh 5,5 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,06 persen. Sedangkan ekspor dan impor masing-masing diperkirakan turun 1 persen dan 1,5 persen year on year.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu
-
Maskapai Ini Kurangi Rute Penerbangan hingga Pangkas Karyawan
-
Rupiah Loyo Jelang Akhir Pekan
-
Harga Emas Antam Anjlok, Rp8.000 Per Gram! Investor Emas Wajib Tahu
-
Duet Emiten Aguan-Salim Putar Otak Genjot Penjualan Rukan
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat
-
Bukan Cuma Smelter! Industri Nikel RI Kini Kian Fokus Garap Kualitas SDM
-
Pilih Mata Uang Lokal, Negara ASEAN Kompak Kurangi Gunakan Dolar
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja