Fenomena global green back dengan semakin menguatnya kurs dolar AS yang berdampak pada melemahnya mata uang negara-negara lain termasuk Indonesia segera diantisipasi oleh pemerintah. Salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) adalah dengan terus melakukan perbaikan layanan investasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyampaikan bahwa perbaikan layanan investasi merupakan salah satu kebijakan reformasi ekonomi yang harus terus dilakukan. "Terpilihnya Donald Trump dengan kebijakan America First-nya berdampak pada melemahnya nilai tukar negara-negara termasuk Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah terus melakukan perbaikan layanan investasi," ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (20/12/2016).
Menurut Tom, melemahnya rupiah memiliki dampak yang cukup positif dari sisi peningkatan daya siang Indonesia. Salah satu sisi positif tersebut adalah harga barang dan jasa yang ditawarkan oleh Indonesia menjadi lebih kompetitif.
"Seperti diketahui ekspor tidak hanya jual barang tapi juga jasa di antara sektor pariwisata. Ini sesuai program pemerintah yang akan menciptakan 10 bali baru, di NTT salah satunya adalah Labuan Bajo, selain itu daya tarik pariwisata lainnya seperti Pulau Komodo," kata Tom.
Lebih lanjut Tom menambahkan bahwa investasi menjadi pilar yang diharapkan tumbuh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. "Investasi tahun depan diharapkan mencapai Rp 678,8 triliun dan pada tahun 2018 dapat mencapai Rp860 triliun," lanjutnya.
Sejalan dengan Kepala BKPM, Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan mendukung upaya pemerintah untuk memperbaiki layanan investasi. "Perbaikan PTSP yang dilakukan tidak akan langsung meningkatkan PAD, namun dengan banyaknya investor yang masuk akan berdampak ke peningkatan PAD juga nantinya," paparnya.
Berdasarkan data BKPM, selama dua tahun terakhir (2015-2016), dari target investasi nasional tahun 2015 sebesar Rp519,5 triliun telah tercapai realisasi investasi sebesar Rp545,4 triliun, yang terdiri dari realisasi PMA sebesar Rp365,9 triliun (17.738 proyek) dan realisasi PMDN sebesar Rp179,5 triliun (5.100 proyek).
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok