Tim reformasi regulasi disarankan agar segera dibentuk sebagai upaya agar demokrasi ekonomi berjalan sesuai amanat UUD 1945.
Pengamat ekonomi Suroto di Jakarta, Senin (2/1/2017), mengatakan agenda demokratisasi ekonomi sampai saat ini belum berjalan sesuai amanat konstitusi Indonesia sehingga perlu segera dibentuk tim reformasi regulasi.
"Pertama, segera lakukan reformasi regulasi. Bentuk Tim Reformasi Regulasi yang beranggotakan para pakar di bidangnya yang berwawasan kebangsaan dengan tugas untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi perbaikan regulasi kita agar mengarah ke sistem demokrasi ekonomi yang sesuai dengan UUD 1945," kata Suroto.
Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) itu menambahkan pemerintah juga harus segera mengeluarkan integrasi paket-paket kebijakan yang mengarah kepada demokrasitisasi ekonomi.
Ia mencontohkan perlunya percepatan agenda reformasi agraria, membentuk kebijakan kepemilikkan buruh, dan membatasi rasio gaji tertinggi dan terendah dalam perusahaan-perusahaan.
"Selain itu juga harus mulai dikembangkan skema kepemilikan yang inklusif terhadap masyarakat hingga dilakukannya perombakan model kepemilikan perusahaan negara agar lebih demokratis," katanya.
Menurut Suroto, jika agenda-agenda tersebut tidak dilakukan, maka sistem pemerintahan tidak sekadar akan semakin jauh dari konstitusi, tapi kesenjangan berpotensi semakin tajam, perampasan elit akan semakin vulgar, dan masyarakat akan mudah kehilangan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga politik, sosial dan ekonomi.
"Pada akhirnya, sistem kenegaraan kita akan semakin lemah dan ancaman 'chaos' akan semakin tinggi. Revolusi sosial begitu mudah pecah yang dipicu oleh isu-isu suku, agama, ras, dan golongan yang inkonstitusional," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya