Suara.com - Membeli rumah adalah salah satu tujuan keuangan yang utama mengingat rumah merupakan salah satu kebutuhan primer. Nilai rumah yang relatif besar membuat tidak banyak orang yang bisa membeli secara tunai, sehingga membeli secara kredit pun menjadi pilihan yang diambil.
Dalam mengambil kredit, Anda harus membuat perencanaan yang matang mengenai keuangan Anda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengelola keuangan, yang dibahas dalam ulasan berikut ini
Mengelola informasi keuangan
Pertama adalah harus mempunyai informasi yang tepat mengenai keuangan Anda, yang terdiri dari pos pendapatan dan pengeluaran
- Pendapatan
Catat seluruh pendapatan yang diterima, baik pendapatan dari gaji pokok bulanan, komisi, hingga bonus tahunan. Kurangi pendapatan tersebut dengan pajak, jaminan sosial, dan jaminan lain
- Pengeluaran
Catat pula pengeluaran, baik tetap maupun tidak tetap, yang bulanan maupun tahunan. Pengeluaran tetap misalnya uang sekolah, sewa rumah, biaya asuransi dan cicilan. Sementara pengeluaran tidak tetap contohnya uang bensin, telekomunikasi, hingga uang untuk hiburan. Selain pengeluaran bulanan, catat pula pengeluaran tahunan seperti misalnya uang daftar ulang untuk sekolah. Dengan demikian Anda mempunyai data yang akurat mengenai kebutuhan pengeluaran
- Jumlah akhir
Selanjutnya, kurangkan pendapatan total dengan pengeluaran Anda. Bila hasilnya defisit, berarti keuangan tidak sehat. Sementara bila suprlus, berarti Anda mempunyai dana lebih yang dapat digunakan untuk keperluan lain, dalam hal ini membeli rumah
Menentukan target
Setelah mengetahui informasi keuangan, saatnya menentukan target dan jangka waktu yang ingin ditetapkan untuk mencapai target tersebut. Misalnya Anda ingin membeli rumah seharga 300 juta dalam jangka waktu kredit 5 tahun. Anda perlu memperhatikan terlebih dahulu rasio berikut ini agar keuangan dapat berjalan baik:
- Pos tabungan dan investasi besarnya 5-10% dari pendapatan
- Pos biaya hidup rutin sebesar 50-60% dari pendapatan
- Pos pembayaran cicilan besarnya 20-30% dari pendapatan
- Pos gaya hidup besarnya 5-10% dari pendapatan
- Pos bantuan, zakat, atau sumbangan sebesar 5% dari pendapatan
Dengan demikian bila Anda mempunyai gaji Rp10 juta misalnya, maka besar cicilan setiap bulan maksimal 3 juta. Maka Anda perlu mencari kredit yang dapat memberikan pinjaman dengan cicilan 3 juta setiap bulannya. Bila salah mengambil kredit dan mengambil dengan cicilan 5 juta per bulan misalnya, tentu keuangan Anda akan goyah dan harus mengurangi dana untuk pos lainnya. Perlu diingat bahwa rasio 20-30% tersebut adalah total cicilan, bukan hanya cicilan untuk membeli rumah saja
Pahami posisi keuangan
Setelah mengetahui informasi keuangan dan menetapkan target, Anda dapat memahami dan menilai posisi keuangan, apakah sudah dapat melakukan pembelian rumah yang diidamkan atau belum. Bila dana hanya tersisa sedikit, maka pertimbangkan untuk mengurangi pos-pos seperti gaya hidup dan hiburan. S
Sementara bila rasio pos pembayaran cicilan Anda masih lebih dari 30%, maka pertimbangkan untuk melunasi dulu salah satu utang agar dapat mengalihkannya untuk membeli rumah secara kredit. Anda harus rasional dan teliti karena membeli rumah secara kredit membutuhkan komitmen jangka panjang dan bila tidak sanggup memenuhi cicilan maka bank tidak akan segan untuk melakukan penyitaan.
Mengatur Keuangan itu Tidak Sulit
Cara untuk mengatur keuangan tidak begitu sulit bila Anda rajin untuk mencatat dan mengumpulkan data secara lengkap. Tantangan ada pada bagaimana cara untuk berdisiplin mengikuti patokan yang ada. Misalnya pada patokan di atas pos pembayaran cicilan sebesar 30%, mungkin Anda menganggap remeh hingga pos tersebut mencapai 40%, namun bila demikian maka Anda akan mengalami kesulitan dalam arus kas. Disiplinlah sehingga pengeluaran Anda yang lain pun tidak akan terganggu dan masih dapat berjalan dengan lancar.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Cara Mengajukan KPR untuk Karyawan Kontrak dan Freelancer
Pembiayaan Piutang dan Anjak Piutang, Apa Bedanya?
Cara Ini Mampu Menghidarkan Diri dari Siklus Gaji ke Gaji
Published by Cermati.com |
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu Lulusan SMA? Diatas Standar Kelayakan Hidup
-
Perusahaan TV Kabel Sky Fokus Streaming, Ratusan Karyawan Jadi Korban
-
BPJS Ketenagakerjaan Laksanakan Pasar Budaya K3 di PT Kahatex, Implementasi dari Permenaker
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
Krim 'Seupil'! Quality Control Biskuit Roma Dikritik Habis oleh Siswa, Mayora Diminta Tanggung Jawab
-
Dari Desa untuk Negeri, Farida Farichah Resmi Dampingi Ferry Juliantono di Kemenkop
-
SIG Klaim Punya Fasilitas Pemusnah Bahan Perusak Ozon Pertama di Asia Tenggara!
-
Goldman Sachs Naikkan Target Price BBRI Jadi Rp4.760 per Saham
-
Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Kapan Cair?
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025