Para Menteri dari negara anggota WTO sepakat menjaga sistem perdagangan multilateral tetap menjadi arus utama perdagangan dunia. Kesepakatan ini diambil guna mengantisipasi menguatnya sistem perdagangan unilateral yang bila dibiarkan akan meningkatkan resiko terjadinya “perang dagang” antar negara. Para menteri dari 29 negara sepakat mempersiapkan lebih dini pelaksanaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-11 Desember mendatang di Buenos Aires, Argentina, guna mengembalikan kepercayaan dunia pada sistem perdagangan multilateral di bawah WTO.
Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai berpartisipasi dan terlibat dalam diskusi aktif dengan para Menteri dan Wakil Menteri anggota WTO yang melakukan pertemuan informal tahunan di Hotel Morosani Schweizerhof, Davos, Swiss, Jumat (20/1/2017).
"Indonesia berpandangan bahwa dengan berbagai kekurangannya, sistem yang dikelola WTO merupakan sistem perdagangan multilateral terbaik saat ini, karena pilihan lainnya hanya chaos di mana satu negara secara unilateral dapat menghukum negara lain yang dianggap berbuat curang, tanpa melalui proses hukum yang adil dan obyektif berdasarkan dokumen hukum yang sebelumnya telah disepakati bersama,” tambah Mendag Enggar dalam keterangan resmi, Sabtu (21/1/2017).
Dipimpin oleh Kepala Departemen Federal Urusan Ekonomi, Pendidikan dan Penelitian Swiss, Johann Schneider-Ammann, pertemuan dimulai dengan laporan Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo mengenai perkembangan diskusi di Jenewa untuk menindaklanjuti hasil-hasil KTM Nairobi pada bulan Desember 2015.
“Dirjen WTO mengakui bahwa negara anggota cukup aktif membahas berbagai isu setelah KTM Nairobi, namun belum ada kemajuan yang signifikan sebagai basis untuk menyusun prioritas isu yang akan dibawa ke KTM Buenos Aires,” jelas Mendag Enggar.
Mengakhiri laporannya kepada para Menteri, Dirjen Azevedo menggarisbawahi beberapa hal, antara lain pendekatan yang ditempuh haruslah “incremental”. Isu-isu Doha tetap ada dalam agenda, termasuk proposal public stockholding dan special safeguard mechanism, karena dimandatkan dalam dokumen hasil KTM Nairobi. Juga isu-isu baru dapat dibahas sebagai penjajakan awal. Negara atau kelompok negara yang mengusulkan sesuatu untuk dirundingkan harus bekerja proaktif agar usulannya mendapatkan “traction," dan agar negara anggota mengutamakan pendekatan multilateral dan tidak menempuh pendekatan plurilateral.
Merespons dua pertanyaan dasar tentang pencapaian KTM Buenos Aires dan bagaimana mencapainya, sebagian besar menteri menyuarakan harapannya (wish list) agar dapat dibahas segera. Beberapa isu yang banyak diangkat di antaranya adalah perundingan sektor pertanian (utamanya disiplin dalam domestic support atau subsidi di negara maju), subsidi di sektor perikanan, peraturan domestik di sektor jasa, disiplin ketentuan anti-dumping dan subsidi, serta isu-isu baru seperti fasilitasi perdagangan jasa, fasilitasi investasi, e-commerce, dan UMKM.
Beberapa negara tampaknya ingin memanfaatkan pertemuan ini untuk mendorong perundingan isu-isu baru yang berada di luar Agenda Pembangunan Doha. Bahkan sejumlah kecil di antaranya seperti “melupakan” berbagai keputusan yang pernah dicapai dengan tidak menyebut Doha, KTM Bali, dan KTM Nairobi saat menyampaikan pernyataannya.
Baca Juga: Mendag Klaim Revolusi Mental Angkat Perekonomian Indonesia
“Indonesia menegaskan perlunya memulai proses persiapan menuju KTM Buenos Aires dari landasan yang jelas, dan bagi Indonesia landasan itu adalah hasil-hasil KTM Bali dan Nairobi. Tanpa kejelasan ini, maka proses selanjutnya di Jenewa akan sulit dikelola karena setiap negara dapat mengusulkan apa saja untuk dibawa ke KTM Buenos Aires,” tegas Mendag.
Mendag mengingatkan peserta agar memulai proses persiapan dengan menindaklajuti hasil KTM di Bali dan Nairobi, mengupayakan penyelesaian proposal public stockholding dan special safeguard mechanism dengan fokus pada pencapaian tujuan dan bukan pada wahana untuk mencapainya. Mendag juga membahas kemungkinan memperbaiki binding coverage komitmen tarif di sektor non-pertanian. Indonesia juga menyatakan siap menjajaki isu-isu baru sepanjang isu-isu Doha juga dibahas guna dicarikan penyelesaiannya lebih dulu sebelum memulai perundingan isu-isu baru yang tetap harus memperhatikan kepentingan pembangunan negara-negara berkembang.
Di akhir pernyataannya, Mendag Enggar mengusulkan untuk mengutus pejabat senior dari ibukota masing-masing negara anggota ke Jenewa bila langkah ini diperlukan untuk membantu proses persiapan menuju Buenos Aires.
Tampaknya jalan menuju Buenos Aires akan banyak diwarnai ketidakpastian setidaknya hingga pertengahan tahun ini. Utamanya karena salah satu negara anggota kunci yakni Amerika Serikat belum dapat memberikan kejelasan mengenai arah kebijakan perdagangannya secara umum dan harapannya terhadap WTO secara khusus. Para Menteri yang hadir tampaknya tidak ingin berspekulasi mengenai hal ini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!